Puisi Dari Kehidupan di Commuter Line

Sebenernya naik commuter line itu seru ya. Bukan cuma harganya yang seru, tapi mengamati orang-orang yang ada di dalamnya itu juga sangat menarik. Kalo kamu seorang penulis, pembuat lagu, atau pelukis dan kamu peka, kamu pasti bisa banyak mendapatkan ide saat kamu naik commuter line.

Commuter line memang kebanyakan tersedia hanya di kota-kota besar, seperti Jakarta dan New York. Seorang seniman dari Brookyln, George Ferrandi, terinspirasi dengan tingkah laku orang-orang yang ada di dalam commuter ini dan menuangkannya ke dalam karyanya yang berjudul “It Felt Like I Knew You”. Jangan tertipu oleh nama. George ini cewek.

commuter1

Proyek ini dimulai pada tahun 2012 ketika George memutuskan untuk mengubah caranya mencari pengalaman di dalam commuter line. Dia memulainya dengan menumpang commuter line di daerah yang paling ramai pada jam sibuk, lalu duduk di samping seorang penumpang lainnya dan tidur di pundak orang itu… Dari sana dia menangkap pengalaman emosional antara tubuhnya dengan tubuh penumpang lainnya itu. Cukup nekad sih ya. Hehe…

Tinggal di kota besar bukan berarti orang tidak akan merasa kesepian. Justru kesepian yang paling menyakitkan adalah ketika kita tetap merasa sepi di tengah banyak orang. Kita “berinteraksi” dengan banyak orang, tapi bukan berarti kita terlibat secara emosional dengan orang itu. George mencari rasa nyaman dengan cara meletakkan kepalanya di bahu orang-orang asing.

Berbeda dengan bus di mana kita masih bisa melihat pemandangan di luar, di dalam commuter line bawah tanah seperti di New York, tidak ada yang dapat kita nikmati. Interaksi antar para penumpang pun nyaris nggak ada, dan bagi George, ini hal yang cukup menakutkan.

Padahal sebenarnya, kalo kita berani berinteraksi dengan orang lain, kita mungkin akan menemukan sisi kita yang lain. Dengan orang yang nggak kita kenal, kita bisa jadi akan lebih berani, lebih cerdas, lebih genit. Interaksi yang terjadi antara orang-orang yang tidak dikenal bisa menjadi sesuatu yang puitis.

commuter2

Pernah dalam suatu perjalanan, George meletakkan kepalanya di bahu seorang lelaki tua. George meyakinkan dirinya bahwa dia menyayangi orang itu dan orang itu adalah temannya. Lelaki tua itu juga akhirnya jatuh tertidur, dan menyandarkan tangannya di tangan George. Tak lama lelaki itu terbangun dan minta maaf. Dari situ George belajar bahwa dia telah membuat orang itu merasa nyaman, sekaligus dia tahu bahwa dengan cara itu “tanpa sadar” dia telah mempersempit jarak yang asing di antara mereka.

George yang adalah seorang pematung dan seniman instalasi, menjadikan proyek ini sebagai seni pertunjukan yang menceritakan betapa indah dan puitisnya interaksi yang mungkin terjadi di antara orang-orang asing di dalam commuter line.

Foto-foto yang berisi pengalaman George di dalam commuter line dipamerkan di Abrons Art Center di New York City pada awal bulan Desember 2013.

Website: georgeferrandi.com

Sumber gambar: Angela Gilland

Para Pelukis dari Jalur Gaza

“I am working under the voices of fire, Israeli warplanes… I still breathe, take some pictures everyday.” – Shareef Sarhan, 12 January 2009 Serangan bertubi-tubi ...
joker123malaysia pussy88 xe88 mega888official