Para Pelukis dari Jalur Gaza

“I am working under the voices of fire, Israeli warplanes… I still breathe, take some pictures everyday.”
– Shareef Sarhan, 12 January 2009

Serangan bertubi-tubi yang terjadi di Jalur Gaza beberapa hari yang lalu bukanlah serangan yang pertama. Perselisihan di antara Palestina dan Israel sudah berlangsung bertahun-tahun, dan sampai hari ini konflik antara kedua negara tersebut belum juga usai, padahal sudah memakan korban ribuan nyawa yang nggak berdosa.

Meskipun begitu, hal ini nggak menghentikan para seniman di Palestina, atau seniman yang berdarah Palestina untuk berkarya. Ketika dunia mereka sedang tenang, mereka juga membuat pameran, baik di dalam mau pun di luar negri. Mereka tetap bertahan dan tetap berkontribusi terhadap budaya Arab.

Ismail Shammout

090118-shamout

Salah satu karya Ismail Shammout

Ismail Shammout adalah salah satu pelukis modernis Palestina terdepan. Lahir di Lydda pada tahun 1930 dan pernah tinggal di pengungsian di Khan Younis pada tahun 1948, bahkan membuat pameran pertamanya di tempat pengungsian itu pada tahun 1953, akhirnya Ismail memutuskan untuk pindah ke Kuwait, Yordania, lalu Lebanon istrinya yang juga menjadi rekan pelukisnya, Tamam al-Akhal.

Karyanya yang banyak menggambarkan potret kehidupan para perempuan dan anak-anak di Palestina adalah bagian yang penting dari budaya visual Palestina, dan memberi pengaruh cukup besar kepada generasi setelahnya.

Lima puluh tahun kemudian, Ismail kembali ke Lydda dan menemukan kampung halamannya sudah diduduki oleh Israel. Pengalamannya ini lalu dituangkannya dalam sebuah serial lukisan dengan harapan lukisan-lukisan ini akan terus berada di Palestina. “Palestine: the Exodus and the Odyssey” terdiri dari beberapa lukisan karya terbaik Ismail yang dibuatnya sepanjang tahun 1997 – 2000.

Ismail meninggal pada tahun 2006, hanya beberapa hari sebelum Israel kembali menyerang Gaza dan Lebanon, yang menyebabkan kehancuran.

Abdel Rahmen al-Mozayen

090118-farhat

Salah satu karya Abdel Rahmen al-Mozayen

Namanya sangat erat hubungannya dengan perjuangan kemerdekaan rakyat Palestina. Lahir pada tahun 1943 dari seorang ahli sulam, Abdel yang pernah tergabung dalam Tentara Pembebasan Palestina (PLO) adalah salah satu pembuat poster politik pada tahun 1970-an dan 1980-an. Menuruni bakat dari ibunya, Abdel membuat lukisannya dengan cara menyulam, dan dirinya kerap menggunakan simbol-simbol untuk menyuarakan keseharian.

Fayez Sersawi

090118-sersawi

Salah satu karya Fayez Sersawi

Pelukis yang satu ini lebih banyak menceritakan tentang efek psikologis dan fisik akibat pendudukan tentara Israel di Gaza. Lukisan di atas, contohnya, yang berjudul “Two Men” (2001) adalah sebuah potret introspektif dari dua orang yang diperkirakan seorang ayah dan anak laki-lakinya. Keduanya terlihat saling bersandar, dan di belakangnya dibuat kesan seperti sedang terjadi kekacauan. Gaya melukis Serwawi agak mirip dengan lukisan-lukisan Kristiani jaman dulu, dan lukisan di atas sedikit banyak mengingatkan orang pada lukisan Bunda Maria dan Kanak-Kanak Yesus.

Sersawi banyak jasanya terhadap pendidikan seni di Gaza, dengan bantuan YMCA, sebagai seorang guru lukis bagi generasi muda Palestina.

Semoga konflik di Gaza cepat selesai dan nggak akan terjadi lagi ya. Beberapa orang sayangnya nggak mengerti arti kata “selesai”…

Mengintip Madame Tussauds di Singapura

Mengumpulkan orang-orang paling berpengaruh di dunia ke dalam satu gedung yang sama tentunya merupakan pekerjaan yang nggak mudah. Dengan kesibukan mereka masing-masing, politisi pemimpin negara, ...
joker123malaysia pussy88 xe88 mega888official