Fia Meta Gabriela sempat mengambil kuliah Desain Komunikasi Visual di Nanyang Academy of Fine Arts, Singapura, sebelum akhirnya ia banting setir ke dunia seni rupa di tahun 2010. Sejak itu, ia terus belajar di Studio Hanafi hingga sekarang.
Seniman yang juga pemilik warung angkringan Mirah ini sebenarnya sudah mengenal seni dari kecil, mulai dari mencoret-coret buku sekolah, tangan teman, hingga tembok rumah. Bagi Gaby, seni itu sama halnya dengan memakan nasi setiap hari, sulit untuk ditinggalkan. Kecintaannya akan seni tentu pernah diragukan oleh orang-orang di sekitarnya. Gaby bercerita kalau dulu ada orang sekitar yang bertanya, “Apa seniman bisa hidup?” Lantang Gaby menjawab, “Anjing liar saja bisa hidup tanpa tuannya.”
Gaby banyak mendapatkan inspirasi dari karya-karya Cy Twombly yang kaya akan feminisme bunga dan unsur kekanak-kanakan, Antonio Tapies dengan kebulatan karyanya, Vincent Van Gogh dengan perjuangan dan kegilaannya, Hanafi dengan pola pikir yang terstruktur dan tenang, serta Ugo Untoro dengan hubungannya dengan kuda.
Proses kreatif Gaby dalam berkarya nggak selalu sama. Kadang-kadang ia bisa mulai dari sketsa lalu ke lukisan, dan sebaliknya. Ia juga bisa mendapatkan ide awal dari buku maupun benda menarik yang dijumpai sehari-hari. Buat Gaby, karya yang sudah dianggap selesai oleh si pencipta mempunyai nyawanya sendiri dan ia akan berkata lebih dari kuasa si pencipta karya. Selain itu, esensi yang diterima oleh penikmat karyanya juga pasti akan berbeda-beda. Menurutnya, itulah yang seru di dunia seni.
Karya-karya Gaby pertama kali dipamerkan saat pameran bersama dengan teman-teman kuliahnya di NAFA, Singapura saat ujian akhir. Di tahun 2009, ia juga pernah ikut pameran bersama di Timeout Magazine. Kemudian di tahun 2011 karyanya pernah diikutsertakan di pameran bersama bertajuk Eksposisi di Koi Kemang Gallery. Semua pameran tersebut mempunyai kesan tersendiri di mata Gaby.
Kopi, buat Gaby, adalah teman akrabnya di pagi hari. Kopi favoritnya adalah kopi yang berasal dari Timur Indonesia, termasuk selong, Lombok, dan Flores. Gaby suka meminum kopi hitam tanpa gula.
Lihat karya-karya Gaby lainnya di sini: monconghitam.wordpress.com