Di Indonesia yang namanya sirkus keliling itu udah lama dikenal. Nggak cuma itu, kita juga udah lama punya Bioskop Keliling. Apa pun yang keliling itu nyenengin dan bikin mudah hidup kita, bukan cuma pedagang makanan keliling. Intinya, yang keliling itu ngurangin pusing tujuh keliling karena bikin semuanya jadi deket.
Paris, seperti yang kita tau, adalah kota budaya. Nggak sekedar nawarin romantisme juga fashion, tapi Paris juga udah dari dulu memang gila sama yang namanya kesenian dan budaya. Beberapa kali juga Kopling pernah nulis artikel mengenai seni di daerah sana, misalnya tentang fotografer yang mengangkat cerita-cerita daerah pinggiran Perancis, atau tentang Inside Out Project karya JR yang kini mendunia itu. Nah, di Paris ini ternyata juga pernah ada yang namanya museum keliling. Keren kan?
Museum keliling ini namanya Le Centre Pompidou Mobile yang memang didesain buat orang-orang yang jauh dari pusat-pusat budaya. Tujuannya adalah ngebuka benteng yang selama ini terpampang antara masyarakat umum dengan institusi-institusi budaya.
Tapi nggak mentang-mentang namanya “mobile” lalu mereka jadi takut dan cuma mamerin replika, karena yang mereka tenteng ke mana-mana adalah maha karya asli para pelukis besar seperti Picasso, Matisse, Braque, Leger, Calder, dan sebagainya juga instalasi karya seniman kontemporer seperti Olafur Eliasson. Yang barusan disebut itu adalah pameran yang judulnya “Colors”. Selain itu juga ada pameran lain yang dikasih nama “Circles and Squares”. Pameran ini make bentuk-bentuk universal untuk nyiptain efek optikal dan banyak disukai para pengunjung dari berbagai usia.
Bentuk “bangunan” si museum keliling ini sengaja dibuat ringan dan gampang dibawa ke manapun, mirip sirkus gitulah. Kenapa dibuat kayak tenda sirkus? Supaya menarik perhatian orang, padahal dalemnya kayak museum-museum lainnya yang klasik dan anggun. Si Centre Pompidou Mobile ini bisa ke mana aja di wilayah Perancis karena gampang beradaptasi dan bisa ditekuk dan ini adalah museum keliling yang pertama di dunia! Nggak usah takut karya-karya yang dipamerin di sini kebasahan kena hujan, karena “bangunan” ini dibuat tahan air.
Arsitek museum keliling ini adalah Patrick Bouchain sama Loïc Julienne, dan luasnya sendiri berkisar 650 m2. Lumayan besarlah ya. Centre Pompidou Mobile ini pertama kali “manggung” di tanggal 13 Oktober 2011 di Chaumont-sur-Marne yang populasinya berjumlah 30.000 orang. Museum terdekat dari tempat itu jaraknya 100 kilometer…
Harga ngebangun museum keliling ini sekitar 2,5 juta euro, dengan didanai oleh Departemen Kebudayaan serta disponsori oleh antara lain Fondation Total, GDF-Suez, Galeries Lafayette, La Parisienne. Tiap “panggung” harganya 400.000 euro dan setengahnya dibayarin sama kota atau daerah yang ngundang si museum keliling ini. Centre Pompidou ini jadi tempat yang sangat ajaib, puitis, penuh kejutan, dan sarat emosi.
Ide museum keliling ini awalnya datang dari Alain Seban, direktur Centre Pompidou di Paris. Dalam waktu sebulan, pameran kecil ini udah didatangi 20.000 orang. Para pengunjung pameran dipandu sama beberapa petugas di sana dan mereka jalan-jalannya pake troli yang dilengkapi peralatan multimedia, termasuk iPad yang gunanya buat nerangin karya-karya yang dipajang di situ. Meskipun museumnya keliling, pamerannya tetep memadukan seni dan teknologi dong ya supaya memudahkan orang banyak.
Ini ide yang jenius sih. Kalo mau ngelakuin sesuatu sama orang memang kadang harus kita yang usaha buat ngedeketin kan, dan juga harus tampil semenarik mungkin. Nggak mungkin bisa kenal kalo buat ketemu aja susah, terus tampilannya juga nggak menarik diliat mata. Sumpah ini bukan curcol, tapi memang kenyataannya kayak gitu kan?
Salut deh sama proyek keren kayak gini. Sama idenya dan juga para sponsornya. Nah, seandainya ide ini kita curi, kira-kira ada nggak ya sponsornya? Lucu juga lho kalo ada museum keliling yang tujuannya mengenalkan seni dan budaya Indonesia yang selama ini belum terjamah oleh orang banyak.