Ukuran sebuah ruang bukanlah syarat utama untuk membuat sebuah galeri seni. Seperti yang kita tahu, galeri dan pameran seni bisa diadakan di ruang yang tak harus harus besar, seperti di sudut sebuah bandara atau mal – nggak harus khusus dibuat di sebuah galeri. Kali ini Kopling telah memilih beberapa galeri mini yang tersebar di beberapa penjuru dunia!
Mini Galerie
Seorang perempuan dari Amsterdam, Belanda yang bernama Julia, misalnya. Dia mempunyai sebuah galeri seni di ruang tamunya, dan galeri ini diberinya nama “Mini Galerie”. Galeri ini diisi dengan karya-karya para seniman baik dari Belanda maupun dari seniman-seniman dari negara lainnya.
Mini Galerie, Amsterdam (sumber: urbanartnow.net)
Julia mulai menjadi pemilik sekaligus kurator galeri seninya sendiri sejak tahun 2011, di sebuah apartemennya yang mungil di tengah kota Amsterdam. Ide ini berawal ketika roommate-nya ke luar dari apartemen itu, dan meninggalkan sebuah ruang kosong. Lalu Julia mengundang sepasang kawannya yang seniman untuk memamerkan karya mereka di situ. Apartemennya pun menjadi tempat pameran lukisan sementara dan Julia membuka pintu bagi keluarga, teman-temannya, juga para pencinta seni.
Meskipun mini, tapi galeri ini mempunyai ambisi-ambisi besar dan program-program yang tersusun rapi. Karya seni yang boleh terpampang di sana diseleksi secara ketat, dan tempat ini direncanakan untuk menjadi dasar bagi para kolektor seni pemula. Julia mengerti bahwa banyak orang nggak berani untuk mengunjungi galeri karena mereka berpikir pasti harga barang-barang yang dijual di sana pasti mahal. Mini Galerie berusaha untuk masuk ke lingkup masyarakat yang lebih luas, dengan menjual karya yang harganya dapat terjangkau.
Green Papaya Art Projects
Kalau Julia menjalankan galerinya seorang diri, di Filipina ada sepasang pencinta seni yang membuat sebuah proyek dengan nama “Green Papaya Art Projects”. Mereka adalah Norberto Roldan dan Donna Miranda, dan sudah menjalankan proyek ini sejak tahun 2000.
Green Papaya Art Project, Filipina (sumber: meganwilson.com)
Masih ingatkah kita akan EDSA, atau revolusi yang bergolak di negara tetangga kita tersebut pada tahun 1986 untuk menurunkan presiden mereka yang diktator, Ferdinand Marcos? Dua puluh tahun setelah itu, keadaan ekonomi di Filipina masih terus harus diperjuangkan. Banyak pengangguran masih terjadi, harga-harga kebutuhan pokok sehari-hari terus melambung, korupsi masih merajalela. Hampir mirip dengan keadaan kita di Indonesia, sebenarnya. Hal ini juga berdampak kepada para seniman Filipina yang akhirnya mencari cara untuk mengekspresikan diri tanpa ditekan oleh birokrasi pemerintahan – salah satunya dengan bergabung di dalam Green Papaya Art Projects ini.
Berlokasi di dekat Quezon City, Green Papaya saat ini adalah tempat yang paling banyak menjadi ajang pameran bagi para seniman setempat. Nggak hanya itu, sekarang mereka juga mempunyai toko seni dan cafe, meskipun awalnya hanya sebuah galeri mungil.
Green Papaya Art Projects masih berfungsi sebagai perantara bagi institusi pemerintahan, galeri komersial, komunitas, dan para seniman hingga saat ini. Para seniman sering berkumpul di tempat ini untuk berbagi ide dan menjalin kerjasama. Dan yang terpenting, tempat ini memberi kebebasan sekaligus kontrol kepada para seniman untuk memutuskan akan yang ingin mereka ingin lakukan dan bagaimana melakukannya.
Catalyst Art Shop
Berlokasi di Jalan Kemang Utara No 50, Jakarta, Catalyst Art Shop merupakan sebuah wadah yang menjual karya maupun merchandise milik ilustrator atau seniman lokal, sekaligus menjadi “tempat latihan” bagi para ilustrator/seniman muda untuk berpameran solo.
Catalyst Art Shop (sumber: catalystartshop.com)
Catalyst Art Shop memang ingin menjadi awal, baik itu awal pengalaman bagi seseorang yang ingin mengadakan pameran, awal para pencinta seni untuk mulai mengoleksi karya seni, serta awal bagi siapapun yang ingin mengadakan workshop maupun mengadakan diskusi.
Jadi, untuk memajukan dunia seni dan kesenian itu modal utamanya bukan uang yang banyak, tapi niat. Semuanya akan mengikuti saat kita mempunyai tekad yang tulus dan baik. Kalau kamu seorang seniman dan belum ada sebuah galeri seni pun yang mau menampung karyamu, mungkin kamu bisa memulainya dengan beberapa teman lainnya. Di garasi mobil dulu sementara, mungkin?