“Pay It Forward” di Kedai Kopi Corner Perk

Kita yang hidup di kota besar kayak Jakarta tau sendiri gimana cueknya orang-orangnya. Somehow, this isn’t a bad thing, karena privacy kita seakan lebih terjaga. Tapi kalo kita liat kehidupan orang-orang di desa, kayaknya mereka yang nggak cuek juga bisa hidup rukun, tenteram, dan damai. Orang sekampungnya semua udah dianggep kayak sodara dan saling tolong menolong. Sementara di Jakarta atau di kota-kota besar lain, kadang sama tetangga aja kita nggak kenal. Sombong? Nggak sih, memang gaya hidup orang-orang di kota besar, termasuk kita, juga begitu. Bukan hal yang sepenuhnya buruk, tapi lebih baik kan kalo di dunia ini orang saling tolong menolong dan tangannya nggak berat buat buka dompet kalo ada seseorang yang lagi kesusahan?

Nah, di sebuah kedai kopi kecil di Bluffton, South Carolina ada seorang perempuan yang pernah ngasih donasi $100 pas beli kopi secara anonim. Uang itu buat beliin kopi para pelanggan yang lain. Nggak cuma itu, perempuan itu masih ngasih donasi setiap 2-3 bulan. Perempuan ini udah pasti tulus ngasihnya, karena kalo nggak tulus pasti dia minta namanya ditulis atau apalah gitu biar orang tau bahwa dia orang yang baik. Kalo memang mau berbuat baik itu seharusnya memang begitu sih, nggak perlu gembar-gembor dan ngasih tau semua orang…

Gara-gara perempuan itu, kedai kopi itu, Corner Perk namanya, jadi ngetop dan banyak nerima telepon dari seluruh penjuru Amerika, dan beritanya jadi tersebar ke seluruh dunia. Bahkan ada orang Canada yang khusus datang ke sana cuma buat ngasih donasi! Hebatnya lagi, beberapa orang datang ke sana nggak buat ngopi atau makan, tapi cuma buat ngasih donasi. Corner Perk ini jadi diliput sama sosial media, banyak website, juga majalah The Inquirer. Kenapa? Karena donasi perempuan itu jadi menginspirasi orang-orang lain untuk berbuat hal yang sama. Kan kadang ada orang yang udah mesen kopi atau makan tapi pas mau bayar dompetnya ketinggalan di rumah? Yang bayarin kopinya ya para donatur di kedai kopi itu. Harga segelas kopi ukuran sedang di Corner Perk sebenernya cuma $1.95. Nggak banyak sih, tapi buat orang yang keuangannya mepet banget, uang segitu berarti banget. Belum lagi kalo ada mahasiswa yang harus ngerjain tugas dan perlu ngopi tapi uang jajannya nggak bisa buat beli kopi.

Kata pemiliknya, Josh Cooke, gerakan ini bener-bener menginspirasi banyak orang. Keadaan memang nggak akan lebih gampang dari tahun ke tahun, tapi at least dengan adanya orang-orang yang masih murah hati kayak para donatur itu kita jadi percaya lagi sama yang namanya kemanusiaan dan rasa tolong menolong.

Gerakan “Pay It Forward” ini mirip kayak filmnya Kevin Spacey di tahun 2000 yang judulnya “Pay It Forward”. Di film itu, diceritain bahwa ketika ada satu orang yang berbuat baik sama 3 orang, terus 3 orang itu berbuat baik masing-masing sama 3 orang lagi, lama-lama kebaikan itu akan makin menular dan meluas. Semacam “balas dendam” kebaikan gitu deh. Cuma ya agak mustahil ya kalo ada orang yang ngasih mobil Jaguarnya, misalnya, ke orang yang butuh mobil yang nggak dia kenal. Jadi hal sekecil kopi dan makanan di Corner Perk itu pun sebenarnya adalah hal yang lebih besar dari yang kita hitung.

Perbuatan baik itu ukurannya bukan besarnya bantuan sih, tapi niatnya. Setuju?

About author

10 Buku Favorit Pilihan Rukmunal Hakim

Kalau mendengar nama Rukmunal Hakim kamu pasti teringat dengan karya-karyanya yang (sebagian besar) mengambil figur perempuan dan memiliki detail luar biasa indah. Meskipun ia banyak ...
joker123malaysia pussy88 xe88 mega888official