Sampai hari ini, meskipun banyak yang mulai menentang, kopi luwak masih tetap menjadi kopi termahal di dunia. Tapi, selain kopi luwak ada beberapa kopi lainnya yang tergolong “kopi termahal di dunia”, meskipun nggak semahal kopi luwak.
Salah satunya adalah kopi dari Puerto Rico. Negara beriklim tropis ini udaranya agak mirip seperti Indonesia. Kopi dari Puerto Rico ditanam di daerah Yauco, yang langsung menghadap ke Kepulauan Karibia. Daerah Yauco ini didirikan oleh Fernando Pachecho dan merupakan pusat imigrasi orang-orang Corsica di Abad 19. Orang-orang Corsica inilah yang kemudian menanam kopi di sana, dan menjadikan Yauco sebagai El Pueblo del Cafe, atau Kota Kopi. Di setiap bulan Februari mereka mengadakan Festival Kopi atau Festival Nacional del Cafe, meskipun sebenarnya masa panen kopi di sana berlangsung setiap bulan Oktober sampai Desember. Buat kamu yang pencinta kopi, di bulan-bulan itu adalah saat yang tepat untuk berkunjung ke Yauco karena mereka bahkan mempunyai tur khusus ke perkebunan kopi, dan kita bisa melihat proses produksi kopi.
Pembeli utama di Puerto Rico sendiri adalah CC1 Limited Partnership, yang adalah kepala perusahaan dari Puerto Rico Coca Cola Bottlers. Mereka membeli 80% dari seluruh hasil kopi setempat.
Sekadar panduan kalau ingin membeli kopi Puerto Rico, jangan terperdaya dengan kopi yang bertuliskan 100% Puerto Rican coffee beans, terutama ketika kamu mau membelinya dari supermarket setempat. Biasanya, kopinya malah bukan kopi dari Puerto Rico, tapi kopi dari negara lain. Kalau kamu mau membeli kopi Puerto Rico yang asli, pergilah ke toko khusus yang menjual kopi. Harga kopi Puerto Rico yang asli sekitar $24 per ons.
Tapi sedihnya, tahun lalu produksi kopi di Puerto Rico merosot tajam dan membuat para petani dan pedagang kopi setempat khawatir. Biasanya, mereka dapat memproduksi sekitar 40.000 kilogram kopi per tahun, tapi di tahun 2013 kemarin mereka hanya bisa menghasilkan sepertiga dari angka itu.
Yang menjadi masalah adalah berkurangnya minat orang untuk menjadi pemetik biji kopi, karena mereka ingin mempunyai pekerjaan dengan gaji yang lebih besar. Harga pupuk yang semakin mahal juga jadi penyebab menurunnya produksi kopi ini. Pemerintah setempat memang memberi jatah bibit kopi sebanyak 45 kilogram kepada para petani setempat, tapi nggak memberi pupuknya. Saat ini hanya ada tinggal 4.000 petani kopi di sana, padahal beberapa tahun yang lalu jumlahnya sekitar 11.000.
Untuk mengatasi masalah ini, Puerto Rico Coffee Roasters membuka perkebunan kopi terbesar di Kepulauan Karibia, dan di University of Puerto Rico yang sama juga dibuat laboratorium khusus untuk coffee tasting. Selain itu, merea juga mengadalah perjanjian dengan para petani untuk menanam 16 juta pohon kopi di tahun 2014 ini dan seterusnya.
Pelajaran buat kita juga sih ini ya. Kalau kita diberi modal tapi kita nggak punya keinginan untuk mengolah modal itu, ya nggak akan jadi apa-apa…
Sumber gambar: PuertoRico.com