Yak, ini dia hasil karya teman-teman seniman yang pameran di Kopi Keliling Volume 7, Yogyakarta. Di part 1 kita akan lihat karya-karya dari:
Abrams Babardi, Aditya Pratama Putra, Ahadi bintang, Azis Wicaksana, Arda Awigarda, Arya Mularama, Ario Kiswinar Teguh, Arris Aprillo, Anto Arief, dan Bathsebha Satyaalangghya.
Coffee Diary – Abrams “Gobrams” Babardi
Mix media (Italian clay, wood, photo, lamp, ink, water color, acrylic, paper, pencil)
54 x 41 x 7.5 cm
Sinopsis: Dari kopi turun ke hati.
Luwak Dalam Bingkai – Aditya Pratama Putra
Kayu, akrilik, pensil warna
35 x 48 cm
Sinopsis: Kopi luwak sekarang diidentifikasikan sebagai simbol kemewahan, berbanding terbalik dengan sejarah dibalik ditemukannya kopi luwak itu sendiri. Di dalamnya terdapat sejarah keterjajahan sistem tanam paksa para petani kopi yang tidak mampu menikmati hasil kerjanya sendiri. Saat itu, cara mereka mengkonsumsi kopi adalah dengan memungut biji dari kotoran kopi luwak yang masih utuh. Area bingkai memvisualisasikan kemewahan kopi luwak dan gaya hidup manusia masa kini, sebaliknya area kotak gambar kecil di dalam menunjukkan simbol dari sejarah rasa pahitnya kopi luwak itu ditemukan, yang mana masih sedikit sekali orang yang tahu tentang peristiwa tersebut.
Coincidence – Ahadi Bintang
Sablon di atas kulit
Sang Petani Kopi – Azis Wicaksono ( Ajisjoy)
Water color on paper
24 x 33cm
Sinopsis: Kopi telah hadir di Indonesia sejak Belanda membawa bibit kopi dengan kebijakan cultuurstelsel. Hngga kini, Indonesia memiliki predikat sebagai negara penghasil kopi keempat terbesar di dunia. Namun, fakta tersebut tidak menjamin kesejahteraan orang yang sangat berperanan penting di balik tumbuhnya produksi kopi di Indonesia, yaitu petani kopi. Tingginya produksi kopi di Indonesia menjadi kenikmatan tengkulak atau perusahaan, sementara para petani hanya mendapat sebagian kecil dari hasil produksi setiap tahunnya. Hal ini menarik untuk dibagikan karena meskipun berbagai macam coffee shop semakin menjamur, fakta tentang nasib petani kopi ini sering kali terlupakan.
Egg of Extra Sensory Perception – Arda Awigarda
Akrilik pada kayu
25 x 20 x 10 cm
Sinopsis: Kopi bisa menjadi alat bantu untuk menjembatani masuk ke alam bawah sadar dalam kondisi sadar. Masuk ke alam bawah sadar dalam kondisi sadar untuk sadar dan memerdekakan diri dari banyaknya penjajahan yang terselubung. Kopi akan membantu melanjutkan bekerja dengan tekun hingga terus masuk ke dalam keheningan malam dan terus bekerja dalam bilik-bilik renungan dan situasi yang kontemplatif.
Zwaardecroon Legacy – Arya Mularama
Akrilik di atas kanvas
40 x 60 cm
Sinopsis: The idea is to show the ironies and conflicting elements around coffee history in Indonesia inside the head of a Dutch citizen named Zwaardecroon, who brought some seeds from Mecca to Bogor, Indonesia. And, being the most important crops in the Dutch East Indies.
(Be)rasa Raja – Ario Kiswinar Teguh
Mix media, variabel
Sinopsis: Kenyataannya, kita hanya mendapatkan “sisa” dari tanah kita sendiri. Namun bukan berarti kita tidak mendapatkan “rasa”nya. Justru rasa dari yang tersisa itulah yang menjadi sebuah cita rasa tersendiri, dan kita patut berbangga. Karena pada akhirnya, bukan tampilannya yang penting, tapi kekhasan dari sebuah rasa.
Kopi dan Harimau – Arris Aprillo
Marker, drawing pen, dan pensil di atas kanvas
32 x 44 cm
Sinopsis: Bukit Barisan Selatan merupakan area lindung untuk harimau Sumatra. Ironisnya, bisnis perkebunan kopi ilegal yang semakin marak menghancurkan habitatnya. Konflik antara manusia dan harimau tak terhindarkan. Sampai terjadi serangan harimau di area perkebunan kopi. Tugas kita untuk menjaga bisnis kopi dan kelangsungan harimau Sumatra. Keduanya merupakan harta dan warisan bangsa Indonesia.
Pagi Saya Dimiliki oleh Kopi dan Gitar – Anto Arief
Mix media: drawing, ink, dan watercolor di atas kertas, various object
100 x 70 cm
Sinopsis: Sebagai orang yang selalu bangun pagi, secangkir kopi selalu menemani proses kreatif yang terjadi di pagi hari, baik itu bermain musik, menggambar, atau menulis. Di dalam karya ini terkandung lagu yang tercipta dari proses panjang yang seru dengan ditemani secangkir kopi. Lagu ini akan bisa diunduh via QR Code atau via tautan yang tertera di dalam karya.
Hirup – Bathsebha Satyaalangghya
Glazed stoneware, kopi Arabika, Robusta, dan Luwak
3 pieces of coffee jar: diameter 7.5 x height 11 cm
Sinopsis: Apa yang kita tahu tentang kopi yang kita seduh setiap hari? Dapatkah kita membedakannya dari aroma, tekstur, dan tempat ia diproduksi?