Isrol merupakan ilustrator otodidak yang belajar menggambar dari satu sanggar ke sanggar lain. Dunia menggambar ditemukannya sewaktu Isrol SD, sejak dia menonton kartun HE-MAN, Dragon Ball, dan Doraemon. Setelah melihat referensi dari kartun-kartun tersebut, Isrol dan teman-teman kecilnya membuat komik bercerita tentang ‘banyolan’ anak – anak di lingkungan rumah. Dulu, orang tua Isrol juga sempat beberapa kali mengajaknya ke studio lukis temannya di daerah bekasi. Meskipun nggak intens, Isrol suka belajar melukis di studio itu.
Isrol mulai serius membuat ilustrasi sekitar tahun 1996 ketika dia duduk di bangku SMP. Dia tidak melanjutkan pendidikannya ke jenjang kuliah. “Gue berpikir bahwa berkesenian tidak harus kuliah,” kata Isrol. Maka dari itu dia belajar menggoret pensil melalui sanggar – sanggar seperti Nurani Senja, komunitas AFRA, dan Taring Padi.
Melalui sanggar – sanggar tersebut Isrol mendapat banyak pemahaman rasa visual. Melalui karya-karyanya Isrol ingin berkomunikasi melalui visual mengenai hal – hal yang tidak bisa diungkapkan secara verbal. Dalam proses kerja membuat ilustrasi, Isrol biasanya mengutip dari tulisan lalu menginterpretasikannya ke visual.
Isrol mendapatkan inspirasinya melalui lingkungan sekitar dan hasil sharing bersama teman-teman, juga dari isu sosial politik dan sumber-sumber lainnya. Dari karyanya, Isrol ingin menyampaikan tentang sesuatu yang menurutnya menarik, seperti alam raya adalah sekolah kita bersama dalam menghargai nilai-nilai manusia. Di samping itu, karya – karya anak Taring Padi banyak memberi pengaruh pada Isrol. Dia tertarik dengan esensi mereka yang merakyat dan berbau himbauan sosial.
Kedekatan Isrol dengan kopi terbilang cukup intens. Ia bisa meminum 4 cangkir kopi dalam sehari. Biasanya, ia meminum kopi Kapal Api.
Lihat karya-karya Isrol lainnya di sini: isrolmedialegal.blogspot.com
