Di antara sekian banyak orang yang menempuh dunia ilustrasi maupun seni, mungkin Hadi adalah salah satu orang yang beruntung. Sejak kecil, orang tua Hadi membantu mengembangkan kemampuannya di bidang seni karena melihat keahliannya saat menggambar di atas kertas. Tapi, Hadi mengakui ia baru mengenal lebih dalam dunia seni visual di akhir tahun 2012 dari Atreyu Moniaga, seorang ilustrator yang juga menjadi mentornya dalam berkarya. “Sejak itu, saya jadi semakin tertarik lagi dengan dunia seni visual hingga saat ini,” katanya.
Bersama Atreyu dan teman-teman lainnya, Hadi sering mengunjungi banyak pameran seni. Dari situ, ia jadi semakin tertarik untuk menekuni dunia seni visual. Bahkan, ia bersama beberapa temannya sempat membuat pameran sendiri yang bertajuk Mixed Feelings. “Saya senang karena ternyata ilustrator di Indonesia, khususnya Jakarta, sangat mendukung apa yang saya lakukan. Hal itu menjadi energi yang membuat saya tidak ingin berhenti berkarya di bidang seni,” tambahnya.
Pengalaman hidup, apapun bentuknya, selalu menjadi inspirasi Hadi dalam berkarya. “Inspirasi bisa datang dari mana saja, asalkan kita peka untuk menangkap inspirasi tersebut. Saya juga banyak terinspirasi dari beberapa seniman, seperti James Jean, Victo Ngai, dan Yuko Shimizu,” ujar Hadi. Sebagai seorang seniman visual, ia berharap para penyimak karyanya bisa merasakan pengalaman yang ia tuangkan ke dalam karya, sebagaimana mereka mengalami pengalaman itu sendiri seolah-olah itu adalah pengalaman pribadi yang indah untuk dikenang.
Meskipun jarang minum kopi, Hadi mengaku ia termasuk penyuka kopi dan sudah mencicipi kopi saat dia masih duduk di bangku SD. “Iya, dulu kake saya sering membuat kopi yang manis dan dingin buat diminum di malam hari. Saya pernah diam-diam meminumnya saat dia tidak lihat. Itu kopi curian pertama saya!” katanya tertawa sambil menutup pembicaraan.