Warung Ngebul

Kalau sedang main ke kota Bandung, coba mampir ke Jalan Dago no. 230. Terletak sedikit tersembunyi sebelum belokan Jalan Tubagus Ismail, Warung Ngebul berdiri manis di sana. Kedai ini tidak terlalu besar, tapi suasananya yang cantik dan homey dengan berbagai ornamen khas Indonesia dan mainan-mainan tradisional memang membuat betah duduk berlama-lama. Sejak berdiri tanggal 10 Mei 2011 lalu, kedai ini menjadi salah satu tempat “nongkrong asoy” favorit warga Bandung. Salah satu faktor suksesnya yang tidak bisa dipungkiri adalah pemiliknya, yaitu Valiant Budi Yogi yang akrab disapa Vabyo, seorang penulis novel yang selalu ramah pada pengunjungnya.

Vabyo memutuskan membuka kedai ini semenjak pulang dari petualangannya di Arab Saudi menjadi barista sebuah kedai kopi waralaba internasional terkemuka, yang kemudian melahirkan novel bestseller Kedai 1001 Mimpi. Ia mengaku ketagihan meracik minuman terutama kopi, juga melayani pelanggan. Ketika masih menjadi barista, Vabyo sering memberikan ide meracik minuman, namun idenya jarang terpakai karena jenis minuman ditetapkan oleh pusat. Karena itu Vabyo kerap memberikan ide langsung pada pelanggan, yang ternyata banyak disukai. Misalnya, bila ia melihat pelanggannya tampak tough tapi fleksibel (sumpah, dia bilang begini), maka ia akan menyarankan ide minuman yang kontras seperti campuran kopi dengan raspberry dan jahe.

Di Warung Ngebul, Vabyo menerapkan sentuhannya yang customized dan personalized. Pelanggan menjadi sangat penting baginya, sehingga mereka di Warung Ngebul hafal tabiat dan kegemaran para pelanggan tetap. Banyak pelanggan yang menjadi teman maupun rekan bisnis. Warung Ngebul juga kerap menjadi tempat nongkrong para seniman Bandung seperti penulis, penyiar, fotografer, penyanyi boyband (errr… ini katanya, lho…) dan lain-lain, sehingga sering melahirkan komunitas maupun pertemanan baru, bahkan gosipnya banyak yang jadian di sana. “Setiap pertemuan menghasilkan sesuatu,” kata Vabyo. Seringkali, pelanggan tetap mendapat menu compliment ataupun diminta menjadi juru icip menu baru. Kadang Warung Ngebul juga menjadi tempat diadakannya acara seru-seruan khas kreativitas orang Bandung, seperti kelas dandan, shooting Stand Up Tragedy, juga melukis mug. Sering juga mengadakan acara spontan seperti Turnamen Ular Tangga berhadiah makanan atau minuman gratis. Ada-ada saja, ya. Karena pengunjungnya banyak dari kalangan kreatif, di Warung Ngebul kerapkali ditemui orang-orang yang sedang berdiskusi seru tentang seni dan sebagainya.

Untuk menunya, selain makanan dari menu “Kenyang Senang” sampai “Cemil Cantik” dengan harga terjangkau, tentu saja daya tarik utamanya adalah kopi. Walaupun belum memproduksi kopi sendiri, Vabyo berburu jenis-jenis kopi dari berbagai daerah di Indonesia dengan cara meminta tolong kawan untuk mengirim. Ia memang hanya memakai biji kopi asli Indonesia untuk warungnya. “Orang luar saja pakai kopi Indonesia, kok,” jelasnya.

Kecintaan Vabyo akan kopi membuatnya sering bereksperimen dengan racikan kopi. “Jeleknya, saking sukanya bereksperimen, jadi nggak punya formula dan sering lupa komposisi. Pernah sekali waktu, saya nyoba mencampur kopi Toraja, Papua, dan Aceh. Seharian itu sukses menuai pujian, tapi besoknya sudah lupa,” kata Vabyo sambil tertawa.

“Kopi itu mudah sekali berubah rasanya. Faktor-faktor seperti udara, kelembaban, maupun suhu dapat mengubah citarasa. Pokoknya kopi itu moody banget, deh. Ngopi itu seperti bercinta. Enak hari ini belum tentu enak besok, walau dengan pasangan dan posisi yang sama. Tergantung juga pada lokasi, lighting, suhu…” Analogi yang absurd.

Warung Ngebul
Jl. Dago no. 230, Bandung
Buka: Selasa-Minggu pk. 17.00 – 24.00 (Senin tutup)
Website: http://Dago230.blogspot.com
Twitter: @WarungNgebul

About author

Sejarah Coffee Shop pt.3

Setelah kemarin sempet cerita tentang sejarah coffee shop di Inggris, sekarang Kopling mau bercerita tentang sejarah coffee shop di Italia. Wah, ini pasti nggak kalah ...
joker123malaysia pussy88 xe88 mega888official