Art

Kisah si Kapur Tulis

Jaman sekarang masih ada nggak sih sekolah yang papan tulisnya pake kapur tulis? Mungkin di daerah-daerah masih banyak ya.

Anyway, saking jarangnya liat papan tulis, kita jadi mulai lupa sama benda yang namanya kapur tulis, padahal kapur tulis ini banyak jasanya dulu waktu sebagian dari kita masih sekolah. Kita nyatet pelajaran dari guru kita dari papan tulis, terus jadi pinter juga sebagian karena jasa si kapur tulis ini.

Seorang desainer konsep, Peter Han, membuka kelas menggambar yang bernama “Dynamic Sketching”. Han memilih kapur tulis sebagai medium, bukan arang atau grafit karena menurut Han menggambar dengan kapur tulis itu memberikan kita kebebasan yang tidak ada pada medium lainnya, seperti kemampuan untuk terlibat secara fisik dengan sepenuhnya dalam skala besar, memberi perhatian pada elemen desain yang lebih besar, dan lebih mengenal bentuk. Menggambar dengan kapur tulis juga mengajarkan kita untuk belajar dan menghargai sebuah proses, dan nggak hanya sekedar mengejar hasil akhir – karena kapur tulis selalu bisa dihapus.

chalk-6

Nggak banyak seniman yang mau tangannya kotor seperti Han, karena seniman jaman sekarang lebih memilih melukis secara digital. Inti dari pelajaran menggambar di kelas Han adalah kebebasan untuk menuangkan ide dan keberanian untuk membuat kesalahan. Han juga mengajarkan kita untuk mengapresiasi al-hal kecil dalam hidup. Setiap garis yang menyentuh papan tulis semua ada artinya.

Nggak cuma Han. Ada desainer yang berasal dari Kanada, Jaymie McAmmond yang menggambar sebuah serial mural dari kapur tulis untuk sebuah perusahaan kopi retailer raksasa. Setiap karyanya berisi informasi tentang perbedaan-perbedaan kopi, bagaimana kopi dibuat, dan sebagainya. Dalam karyanya ini, Jaymie memamg mengambil gaya vintage, makanya yang dipakai adalah kapur tulis, dan setiap font berbeda yang dipakai saling memperindah satu sama lain.

Jamie

Ada juga seniman lainnya, Jonas Laclasse, dari Prancis yang juga menggunakan kapur dalam karya seninya. Laclasse menemukan tempat-tempat secara random di Paris dan Bordeaux, dan menggambar pintu di tempat-tempat itu dengan kapur tulis. Tujuannya adalah untuk mengajak orang-orang bermain dengan mengetuk pintu dan pura-pura bersandar di pintu itu. Pintu bagi Laclasse adalah simbol transportasi yang membawa kita dari satu tempat ke tempat lain. Setiap hari kita menghadapi banyak pilihan dan jalan yang harus kita tempuh, bukan? Salah satunya adalah dengan memilih, pintu mana yang akan kita masuki.

jonas-01 jonas-02

Hal sesederhana kapur aja ternyata bisa mengajarkan kita banyak hal tentang kehidupan ya?

Sumber foto: treadhunter.com

About author

Konflik di Balik Anak-Anak Bermata Besar

Ada sebuah film baru besutan Tim Burton yang akan segera ditayangkan. Film ini berjudul “Big Eyes”, dan mengisahkan tentang sepasang seniman, Margaret dan Walter Keane, ...
joker123malaysia pussy88 xe88 mega888official