Sebuah artikel yang Kopling temukan di nytimes.com menyebutkan, kalau kita ingin mendapatkan kepuasan hidup dengan melakukan apa yang ingin kita lakukan, maka kita harus berpikir layaknya seorang desainer. Pernyataan ini juga menjadi dasar pemikiran buku Design the Life You Love yang ditulis dan diilustrasikan oleh Ayse Birsel, seorang desainer, creative director, dan co-founder Birsel + Seck yang tinggal di New York.
Apapun yang kita hadapi dalam hidup sebenarnya sebuah project-project kecil dengan berbagai tantangan. Kita nggak bisa mendapatkan semuanya, dan kalau ingin mendapatkan lebih maka kita harus berpikir lebih kreatif tentang bagaimana cara bisa mendapatkan dan mempertahankan hal yang kita inginkan. Lewat buku Design the Life You Love, Birsel mencoba membantu kita mencapai hal tersebut dengan pola pikir seorang desainer.
Untuk bisa menjalani hidup yang kita inginkan, berikut langkah-langkah yang harus dilakukan menurut Birsel:
- Pemanasan: bisa dengan menggambar apapun di pikiran
- Dekonstruksi: mereka ulang seluruh bagian yang menjadi elemen dalam hidup
- Sudut pandang: mencoba mengubah sudut pandang akan elemen-elemen yang kita tulis, mencari kelebihan dan kekurangan dari setiap elemen yang ada, mencari nilai-nilai yang kita inginkan ada di dalam hidup kita, dan membayangkan kehidupan seperti apa yang kita inginkan
- Rekonstruksi: lawan dari dekonstruksi, di tahap ini kita mengumpulkan kembali elemen-elemen hidup yang sudah dijabarkan, dengan hanya mengumpulkan elemen yang menurut kita paling penting dan membuang sisanya.
Setelah merekonstruksi ulang hidup, Birsel juga menyarankan untuk selalu membuat prototype dari setiap apapun yang dihasilkan supaya kalau gagal kita bisa lanjut dengan mendesain hal lain dan membuat prototype lagi dari hal baru tersebut.
Secara keseluruhan, konsep yang dibuat Birsel sebenarnya bukan hal baru, hanya penjabaran secara urut tahapan yang harus kita lakukan ketika melakukan sesuatu. Tapi, ketika ingin melakukan sesuatu terkadang kita terlalu buru-buru ingin sampai tujuan tanpa benar-benar memperhatikan elemen-elemen yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut dan jadi gampang patah semangat ketika tantangan datang terus. Kalau memang kita bisa mencapai tujuan dengan cepat sih bagus, tapi kalau ternyata waktu yang dibutuhkan cukup lama dan bensin kita sudah keburu habis di awal karena terlalu terburu-buru kan sayang.
Soalnya, ketika mau mencapai suatu tujuan, yang paling susah adalah menjaga supaya mesinnya tetap jalan sampai tujuan itu benar-benar tercapai.
Gambar: aysebirsel.com
Featured image: core77.com