Kopling kenal beberapa orang penulis yang juga jago gambar, juga beberapa ilustrator yang ternyata tulisannya bagus. Yang menarik adalah ketika mereka menerbitkan sebuah buku – novel, misalnya – dan ilustrasinya mereka buat sendiri.
Manusia-manusia yang berbakat ganda seperti ini memang mengagumkan sih, dan nggak cuma ada di Indonesia. Pencinta buku pasti juga pernah mendengar nama Kurt Vonnegut, kan? Atau malah mungkin sudah ada yang pernah membaca bukunya, seperti “Cat’s Cradle”, “Slaughterhouse-Five”, dan “Breakfast of Champions” yang kesemuanya pernah menjadi best-sellers itu. Tulisan-tulisan Kurt adalah gabungan dari satir, humor, dan fiksi sains. Pada saat dirinya meninggal, New York Times memberinya julukan “the counterculture novelist”.
“Slaughterhouse-Five” adalah awal karirnya sebagai seorang seniman grafis. Dalam buku keduanya itu, Kurt membuat sendiri ilustrasinya. Lalu untuk novel berikutnya, “Breakfast of Champions”, dirinya juga menjadi ilustrator untuk buku tersebut. Belakangan, Kurt semakin tertarik dengan seni lukis, terutama silk-screen prints.
Meskipun Kurt sudah meninggal sejak beberapa tahun yang lalu, ada sebuah bukunya yang baru saja diterbitkan. Buku setebal 176 halaman ini ini tentunya bukan lagi berbentuk sebuah novel, dan berjudul “Kurt Vonnegut Drawings”. Isinya adalah 145 ilustrasi karya Kurt, dan gambar-gambar ini adalah warisan Kurt untuk putrinya, Nanette Vonnegut. Nanette sendiri juga akhirnya menjadi seorang ilustrator. Menurut Nanettte, sebenarnya ayahnya lebih suka menggambar dibanding menulis, tapi beliau merasa bahwa menulis lebih menghasilkan uang.
Buku ini sebenarnya dibuat oleh Nanette setelah dia melewati proses berduka karena kehilangan ayah tercintanya, dan dia yakin ayahnya akan senang sekali jika buku ini diterbitkan. Menurut Nanette, ayahnya adalah sosok yang rendah hati, padahal dia sangat berbakat sebagai seorang ilustrator. Kurt, menurut putrinya, selalu bekerja dengan tangan dan otaknya, dan adalah orang yang sangat jenius. Bahkan, Kurt terlalu banyak menggunakan otaknya dan dia adalah seorang perfeksionis. Bagi Kurt, menggambar itu nggak semelelahkan menulis.
Kebanyakan gambar yang dibuat oleh Kurt adalah potret diri, dan karya Kurt banyak dipengaruhi oleh Saul Steinberg. Sementara kecintaannya pada literatur, banyak dipengaruhi oleh sang istri yang mengajarkan kepada Nanette betapa tulisan yang baik mampu untuk memanusiakan manusia.
Nanette awalnya sebenarnya nggak tertarik pada dunia seni, sampai kemudian kakak perempuannya menjadikannya sebagai seorang model untuk lukisannya. Kakaknya ini memang sudah berbakat melukis sejak lahir. Dan sama seperti ayahnya, Nanette pun kemudian tertarik pada dunia tulis menulis. Menurut Nanette, menulis adalah proses kreatif, sementara menggambar adalah perpanjangan dari proses tersebut. Dua dari tiga anak Nanette ingin menjadi penulis, sementara yang satunya ingin menjadi seorang dokter.
Memang benar ya, ternyata. Buah memang jatuh nggak jauh dari pohonnya. Dan hubungan darah itu lebih kental dari apapun di dunia. Orangtua yang berdarah seniman akan mempunyai anak-anak yang juga mencintai seni.
Sumber foto: inktank.fi dan beberapa sumber lainnya