Dalam hitungan minggu acara Catalyst Art Market 6 akan diadakan, tepatnya di tanggal 30 April – 1 Mei 2016! Sebelum sampai hari H, Kopling mau mengajak kamu semua untuk kenalan dulu satu per satu dengan artist/ilustrator/brand kreatif yang berpartisipasi. Yuk!
1. bits & bobs
Pertama kali melihat produk bits & bobs pasti kamu akan berpikir kalau barang-barangnya lucu dan warnanya sangat menarik mata. bits & bobs lahir dari tangan Angela Kurniawan, seorang freelance art director dari Jakarta, yang ingin membuka design concept store. “Saya mengombinasikan konsep dan fungsi untuk membuat satu produk. Jadi produk tersebut nggak hanya visually appealing tapi juga punya arti yang tertanam, sehingga penggunanya memiliki ikatan emosi dengannya,” kata Angela. Produk bits & bobs sangat beragam, mulai dari reversible pouch sampai kipas es krim. Angela cukup senang karena respon pengunjung sangat bermacam-macam. “Ada yang suka dengan bahannya, warnanya, atau produknya. Tapi yang paling aku nantikan adalah ketika idenya dimengerti dan dinikmati. Misalnya, ketika mereka menanyakan apa kegunaan dari produk Hand Stand atau Icy Fan, dan ketika sudah dijelaskan mereka pun mengatakan, “ih lucu banget” atau “wah, kreatif ya”,” tambahnya. Angela berharap dapat terus mengembangkan brand bits & bobs. Ia ingin berkolaborasi dengan desainer atau ilustrator lokal dan menembus pasar internasional.
2. Namakuma
A photo posted by Catalyst Arts Indonesia (@catalyst_arts) on
Berawal dari keinginan tiga orang teman untuk menciptakan sebuah playground yang bisa having fun dalam membuat proyek-proyek seni, berdirilah Namakuma. “Baru banget dibuat tahun 2015, tapi dari tahun 2014 kita sudah sering kumpul dan membahas pengen bikin project bareng,” kata Utin, salah satu pendiri Namakuma. Ketiga orang di balik brand ini memiliki latar belakang berbeda-beda. “Saya kerja sebagai strategic planner di sebuah advertising agency tapi punya hobi bikin ilustrasi, sementara Iman bekerja sebagai multimedia developer, dan Karina bekerja sebagai graphic designer dan illusrator,” tambahnya.
Sekarang ini Namakuma sering menerima proyek untuk membuat website, video content, dan lainnya di samping juga membuat produk dalam bentuk karya seni. Tapi ke depannya mereka bahkan bercita-cita untuk membuat board game. “Nggak hanya menjadi playground untuk kami bertiga, kami di Namakuma juga nggak menutup kemungkinan untuk menambah anggota dan bisa punya profit sendiri yang benar-benar mandiri, baik itu dari memproduksi karya dan merchandise maupun menerima proyek dari klien,” ujar Utin menutup pembicaraan.
3. Syams Riadio
Lulusan fakultas seni dan desain ini memang sudah ingin menjadi pengkarya sejak ia masih kecil. Ia mengaku sebelumnya sangat jarang mengaplikasikan karyanya ke dalam format untuk dijual. “Waktu Catalyst Art Market Volume 4, saya juga ikut berpartisipasi sebagai salah satu tenant dan di background tembok tempa saya jualan ada sebuah artwork peta yang berfungsi sebagai penunjang konsep booth saya. Tidak untuk dijual, tapi malah kebanyakan pengunjung ingin memilikinya. Makanya di acara kali ini saya ingin mengalami langsung ketika artwork saya dijual dalam bentuk merchandise untuk para pengunjung umum,” kata Syams yang saat ini juga bekerja sebagai freelance illustrator. Secara umum, Syams mengaku karya-karyanya bercerita tentang banyak hal, tergantung dari isu yang sedang ia angkat saat itu.
Sebagai seorang ilustrator, Syams nggak hanya ingin menggambar, tapi juga memiliki peran di dalam kehidupan masyarakat. “Sekarang ini saya sedang mencoba membuat sebuah buku ilustrasi yang memuat daftar satwa endemik Indonesia. Materinya masih on progress dan masih perlu masukan dari sana-sini, tapi mudah-mudahan saja lancar,” ceritanya.