Apalah Arti Sebuah Sampul?

Sama seperti sampul sebuah buku, sampul atau cover sebuah album itu sama penting dan sama nggak pentingnya, sebenarnya. Yang penting memang isinya, tapi kalo sampulnya nggak menarik orang mungkin nggak akan tertarik untuk beli – sebagus apa pun isinya, apalagi kalo itu album dari artis baru. Jadi peranan sampul sebuah buku dan album itu sama pentingnya sama isi dari buku atau album tersebut. Cover sebuah album secara nggak langsung adalah alat untuk ngebantu masarin album tersebut, jadi harus bener-bener punya nilai jual dan bisa mewakili ekspresi si artis.

Sebelum tahun 1938, semua album cuma dibungkus pake kertas semen. Baru kemudian seorang desainer grafis, Alex Stenweiss, punya ide untuk menggunakan warna-warna yang terang dan tipografi untuk menarik pembeli. Dan ini lalu jadi ciri khas di masa keemasan lagu jazz dan pop di tahun 30-an dan tahun 40-an.

Sampul album telah banyak mengalami perubahan selama 60 tahun terakhir. Di tahun 70-an, trennya adalah sampul yang terlipat dan foto. Di tahun 90-an album “edisi spesial” jadi terkenal. Seiring dengan berkembangnya jaman, sekarang “album art” cuma berbentuk persegi kecil di iPod. Ukurannya boleh menyusut, tapi nggak berarti kreativitas para artis terus berhenti.

Banyak sampul album yang keren-keren. Beberapa di antaranya adalah:

“Under the Iron Sea” – Keane

Album ke-dua band rock asal Inggris, Keane, ini dirilis tahun 2006 dan kurang dari sebulan, album ini udah terjual sebanyak 3 juta kopi di seluruh dunia. Desainer dan ilustrator album ini adalah Sanna Annuka yang terkenal dengan warna dan pola yang berani, karena pengaruh musim panas yang dia lalui di utara Finlandia.

“The Eraser” – Thom Yorke dan “Hail to the Thief” – Radiohead

Desainer untuk sampul ke-dua album yang ini adalah seorang seniman dan penulis Inggris, yang punya nama asli Dan Wood. Dan terkenal deket sama Radiohead dan udah bikin album-album dan poster mereka sejak tahun 1994. Makanya nggak heran kalo cover albumnya Thom Yorke juga dia yang buat.

Gambar di sampul “Hail to Thief” ini judulnya “Pacific Coast“, yang nggak lain adalah peta Hollywood lengkap dengan kata-kata yang diambil dari iklan-iklan di sepanjang jalan di Los Angeles.

“Abbey Road” – The Beatles

Gara-gara foto ini, Abbey Road jadi salah satu jalan yang paling terkenal di dunia dan jadi salah satu objek wisata di London. Fotografernya adalah Iain Macmillan, tapi sebenernya yang punya ide adalah Paul McCartney.

Kepolisian India sampe “niru” iklan ini buat kampanye penyeberangan jalan di Calcutta, dan ditulis “Kalo mereka bisa, kenapa Anda nggak?” Maksudnya, supaya orang lebih nyebrang jalan hati-hati.

“Port of Tomorrow” – The Shins

Seniman di balik sampul album ini adalah Jacob Escobedo yang terinspirasi sama sampul buku-buku lama Eropa Timur yang penuh gambar tengkorak dan wajah-wajah aneh. Jacob juga mendesain poster-poster band tersebut.

Nah, kalo ada sampul-sampul album yang dibuat dengan kreatif dan artistik, tentunya ada juga sampul album yang dibuat dengan nyeleneh pastinya? Dan nggak tau kenapa Jack Daniel sering banget dijadiin sampul album band-band country dan rock. Mungkin karena mereka ingin dianggap musik mereka memabukkan dan udah tua banget? Hehehe…

Belum lagi sampul album yang artisnya difoto kayak gini nih…

Kesimpulannya: Bisa jadi isi sebuah album nggak semembosankan gambar atau foto di sampulnya, tapi kalo sampulnya nggak menarik, semenarik apa pun isinya bisa ketularan nggak bikin orang tertarik untuk beli.

Oh, by the way! Kopling mau ngucapin: Selamat Hari Musik Internasional! Semoga musik di Indonesia juga akan semakin maju ya. Amin!

About author

Audrey Kawasaki

Kita kembali bertemu di artikel kolaborasi dengan  Indie Artspace. Setelah di artikel sebelumnya kita berkenalan dengan seniman bernama Jeremy Fish, di artikel kali ini kita akan ...
joker123malaysia pussy88 xe88 mega888official