Krack! Studio & Gallery

Hari ini Kopling mau ngenalin kamu semua dengan teman baru Kopling yang satu ini. Namanya adalah Krack! yang merupakan sebuah studio cetak (printmaking) dan gallery yang berlokasi di Minggiran, Yogyakarta. Didirikan pada bulan Maret tahun 2013, Krack! bekerjasama dengan para seniman untuk menciptakan dan memamerkan karya berbasis cetak (print-based). Kenapa harus print-based? Nah, mari kita simak obrolan kecil Kopling bersama Prihatmoko Moki, selaku salah satu penggagas dari Krack!

krack

Kopling (KK): Dulu pas ikutan Kopi Keliling 7 karyanya kan spanduk Kopi Kura-Kura. Pameran solo-nya Power of The Sun, KW2 Projectnya juga pake silkscreen. Kenapa sih milih teknik silkscreen dalam berkarya?

Moki (MK): Kenapa saya memilih teknik grafis lebih spesifik ‘silkscreen‘? Selain karena aku di ISI dulu mengambul jurusan grafis, juga karena aku suka dengan sifat penggandaanya. semakin banyak cetakan yang saya buat dalam karya print, semakin banyak kemungkinan saya menyebarkan ide dan konsep berkesenian saya. Saya tidak terlalu suka membuat karya seni yang terlalu eksklusif, yang hanya bisa dinikmati oleh segelintir orang saja. Saya suka dengan ide demokratisasi seni.

KK: Terus dari tema-tema karya, nampaknya lo suka nanggepin hal-hal populer yang terjadi. Dan dari karya-karya, memang cara nangkep dan presentasi akhirnya ‘kena’ banget dengan yang dibahas. Biasanya gimana sih proses nangkep fenomena-fenomena sosial itu?

MK: Tentang mencari tema dalam berkarya, ada banyak cara yang saya lakukan, walaupun sampai sekarang saya masih membuka diri untuk mencari cara yang baru. Cara saya mencari tema bisa dengan: merhatiin sendiri, dari hasil diskusi sama temen-temen, merespon media atau yang sedang terjadi disekitar kita. Polanya kurang lebih seperti ini; berangkat dari kegelisahan pribadi, kemudian ditarik ke permasalahan yang lebih luas, kemudian baru masuk ke dalam pembuatan karyanya.

KK: Kembali ke eksekusi silkscreen. Di blog, lo sebut bertemu dengan Malcolm Smith. Dimana dia punya gagasan untuk bikin studio khusus screen printing, dan juga gallery. Itu gimana ceritanya?

MK: Sebelum bertemu Malcolm dan bergabung dalam Ace House, saya sudah terlebih dulu membuat ruang alternatif untuk berkesenian, namanya GAS (Genre Asik Sendiri). Pada waktu itu kita cuma bertiga, yaitu saya, Rudy Atjeh dan Gintani Naswastika. Singkat cerita, GAS vakum, kemudian baru saya bertemu Malcolm. Selain karena dia membeli semua karya saya, juga karena kita mempunyai persamaan ide untuk membuat ruang alternatif. Dari situlah kemudian kita bekerja bersama membuat ruang alternatif bernama Krack!.

KK: Seperti halnya Krack! Nampaknya makin bermunculan ruang-ruang yang dibuat oleh inisiatif seniman muda. Apa memang benar ini sedang ada trend? Atau gimana?

MK: Aku gak tau sedang trend apa bukan, tapi setahuku dulu sebelum booming seni rupa ada banyak kelompok dan ruang alternatif di Jogja. Kemudian setelah booming seni rupa datang, banyak seniman muda tergiur dan lebih fokus untuk berkarya yang berorientasi dalam penjualan saja. Akibatnya banyak ruang ruang alternatif tersebut tutup dan tidak diteruskan. Hari ini boom seni rupa sudah mereda, sehingga banyak seniman muda kembali menginisiasi ruang ruang alternatif untuk berkesenian kembali. Aku pribadi senang menanggapi fenomena ini.

KK: Pertanyaan terakhir. So far tantangan terbesar Krack, baik sebagai studio, maupun ruang yang bisa mengakomodir seniman lain, apa aja?

MK: Krack studio baru satu tahun berjalan, kita belum tau sistem yang bagaimana yang benar untuk menjalankannya, jadi itu yang baru kita pelajari.

Kurang lebih begitu obrolan singkat Kopling bareng Moki dari Krack Studio. Buat kamu-kamu yang tertarik dengan silkscreen, printmaking, dan sejenisnya, Krack bisa jadi tempat yang seru untuk didatengin. Siapa tau, karya kamu bisa dipamerkan juga di sana. Informasi lengkap tentang Krack! silahkan lihat di bawah ini.

Krack Studio

Lapangan Minggiran Timur
Minggiran, Yogyakarta
INDONESIA 55141

ph +62 (0)821 4454 7007 (Malcolm)
ph +62 (0)817 542 1806 (Moki)
gallery@krackstudio.com

www.krackstudio.com

About author

Afrika, Ethiopia, dan Kopi

Kaldi adalah kambing gembala Ethiopia dari Kaffa yang dikatakan telah “menemukan” kopi setelah ia melihat kambingnya menari, tidak bisa tidur di malam hari dan bertingkah ...
joker123malaysia pussy88 xe88 mega888official