Dulu, pertama kali dengar nama Emte, yang timbul pertama kali di pikiran Kopling adalah seseorang yang jahat, karena dia suka MT, alias Makan Teman, haha. Tapi ternyata tidak, malah sebaliknya Emte atau lengkapnya Muhammad Taufiq, adalah seorang ilustrator yang humble dan sangat suportif terhadap kegiatan-kegiatan Kopi Keliling selama ini. Dia adalah salah satu ilustrator yang bersedia karyanya dipamerkan oleh Kopling pertama kali mulai “keliling” (Volume 1, 2011).
Karya Emte sudah banyak beredar di mana-mana. Majalah, cover buku, pameran kolektif dan sebagainya, pernah menjadi “rumah” untuk karyanya. Segudang prestasi pun lengkap menghiasi “curriculum vitae” nya. Perjalanan karir Emte yang cukup panjang membuat namanya telah menjadi sebuah brand tersendiri di dunia ilustrasi. Namun demikian, Emte masih menyimpan keinginan yang besar untuk mengadakan sebuah pameran tunggal.
Memang sudah agak lama Kopling dengar cerita bahwa Emte akan mengadakan pameran tunggal pertamanya. Di beberapa kali kesempatan bertemu, Emte pun suka cerita mengenai rencananya tersebut. Namun, seperti banyak hal lain yang ada di dunia ini, terkadang kenyataan sangat bertolak belakang dengan rencana kita. Perjalanan mencapat keinginan tersebut, ternyata cukup panjang dan berliku.
Pada suatu hari, Heru Hikayat, seseorang yang menjabat sebagai kurator pelaksana sebuah art space di Bandung bernama PLATFORM3 bertemu seorang teman yang kebetulan sering bekerja sama dengan Emte. Pertama kali melihat karya Emte, dia pun langsung jatuh hati. “Cara dia mengubah bentuk dan menggambarkan manusia itu saya pikir menarik, tambahnya ketika menjelaskan alasan kenapa akhirnya ingin memamerkan karya Emte.
Pertemuan tersebut akhirnya yang membentuk sebuah kombinasi yang serasi. Emte yang datang dengan kemapanan teknik ilustrasi dengan menggunakan cat air dipertanyakan kembali oleh sebuah gagasan yang tercipta dari “ruang kecil” di Bandung tersebut. Dalam karyanya Emte menggambar manusia-manusia yang sedang melakukan aktivitas kasual: bersepeda, bercengkrama, bercakap-cakap, dan lainnnya. Di sana ada kemesraan, ada kebersamaan. Detail sepeda yang ditunggangi digambarkan tampak lebih bagus dari kenyataannya. Lekuk pakaian yang dikenakan manusia tersebut mengesankan gestur tertentu, hingga menguatkan relasi harmonis tersebut. Namun Emte tidak berhenti di situ saja. Di beberapa bagian, Emte “meledakkan” bentuk yang tadinya sudah dibuat dengan sempurna. Ia membuyarkan wujud tersebut, seakan mempertegas sifat dari media yang ia pakai yaitu cat air, sebagai media yang sangat plastis.
(Kiri atas) “Velo Two”. (Kiri bawah) “Chain Reaction”. (Kanan) “Spin Spin Sugar”
“The LOST SUPPER”
“Ledakan” ini seperti suatu subversi atas bentuk. Ia merupakan kekerasan yang lembut. Ia menyarankan bahwa bentuk yang kita lihat tidaklah sekokoh itu. Di balik tampilan (fisik) ada daya lain yang, walaupun tampak halus, tidak berarti lemah. Emte menjelajahi kontras daya-watak ini melalui kertas, kanvas, cat air, tubuh, wajah, dan benda-benda yang diakrabi manusia.
Ada satu karya, yang nampaknya karya kolaboratif (kalau enggak salah) berjudul “Scattered”, memperbolehkan kita berinteraksi dengan “Ledakan” tersebut. Sebuah video yang diproyeksikan ke sebuah tembok hitam menggambarkan cat air yang sedang “ditarik” sehingga membentuk serupa dengan “ledakan” yang dapat kita temukan di karya-karya Emte.
Emte bermain dengan karyanya yang berjudul “Scattered” (video, 2014)
Dari cerita pengalaman Emte, Kopling bisa mengambil kesimpulan bahwa berkesenian itu ibarat mencari cinta, perlu perjuangan #tsah. Selain itu, seni itu juga perlu yang namanya komunikasi, baik komunikasi dengan diri sendiri (introspeksi), maupun dengan orang lain, sama seperti cinta. Jadi, buat kamu yang ingin pameran tunggal juga seperti Emte, terus berkarya yang jujur, rajin ketemu orang baru (baik di dunia ilustrasi/seni, maupun yang bukan), dan selalu ingat berdoa! Hehe… Lakukan semua itu, niscaya segala cita-citamu akan tercapai, amin!
Pameran Soft Violence ini berlangsung dari tanggal 15 April hingga 30 April 2014 di PLATFORM3, jalan Cigadung Raya Tengah no 40, Bandung. Di bawah ini kamu bisa lihat beberapa foto acara pembukaan dan video wawancara singkat dengan Emte dan mas Heru Hikayat dari PLATFORM3.
Penjelasan Emte tentang pameran “Soft Violence” nya
Mas Heru Hikayat dari PLATFORM3 menjelaskan mengenai proses pemilihan Emte, dan pamerannya yang berjudul “Soft Violence”