Fotografi di Era Digital: Negatif?

Sebuah gambar lebih mampu bercerita dibanding dengan ribuan kata-kata, dan ini yang terjadi di era sosial media dan ponsel yang dilengkapi dengan kamera ini. Hampir semua orang pernah mem-posting foto kekiniannya. Beberapa foto tampak sangat biasa, tapi banyak foto yang terlihat sangat luar biasa, padahal yang menjepretnya bukan seorang fotografer dan hanya menggunakan ponselnya.

Di Amerika Serikat, setiap detiknya ada 4.000 foto yang dijepret. Bayangkan. 4,000 foto! Di Indonesia dan negara-negara lainnya juga pasti nggak kalah banyaknya. Angka ini 4 kali lebih besar dibanding 10 tahun yang lalu. Fotografi telah menjelma menjadi bahasa kedua dan sebuah kebiasaan baru yang membuat orang kecanduan, mulai dari peristiwa kelahiran sampai ke upacara kematian, dan semua peristiwa di antaranya. Kegiatan mengambil gambar dengan ponsel ini adalah kegiatan pembuatan gambar yang paling banyak dilakukan orang sepanjang sejarah manusia.

24hrs_0

Seniman di seluruh dunia sangat tergoda dengan revolusi photo-sharing ini. Ada seorang seniman Belanda, Erik Kessels, yang pernah membuat instalasi yang terbuat dari 950.000 foto yang dijepret orang hanya dalam waktu 24 jam pada tahun 2011. Karyanya itu sekarang dipajang di Francisco’s Pier 24 Photography, dan muncul bagaikan ombak yang membanjiri sebuah ruang.

Dulu orang tidak membagi foto keluarganya dengan orang lain, dan hanya disimpan di dalam album. Kebiasaan ini sudah sangat berubah. Sayangnya, karena terlalu banyak foto yang dibagi setiap hari dan kita lihat setiap hari, kesan yang tinggal di kepala pun jadi hanya datang dan pergi.

slide_17596_244603_huge

corinne-vionnet43791_largeview-655

Seorang seniman asal Swiss, Corinne Vionnet, merekonstruksi foto-foto obyek wisata di seluruh dunia yang dibuat oleh para turis dan ia dapat menjualnya dengan harga $10.000 per lembarnya. Serial ini diberinya nama “Photo Opportunities”.

john-baldessari-double-play-marian-goodman-9-e1351123716773

John Baldessari, seroang seniman berusia 82 tahun dari California, punya kecamuk tersendiri dalam hatinya mengenai fotografi di era digital ini. Baldessari, yang fotonya pernah laku terjual seharga $500.000 ini masih menggunakan foto-foto lamanya, tapi sudah nggak pernah menjepret foto lagi. Karena menurutnya, kalau sesuatu itu terlalu mudah, maka hal itu nggak akan jadi menarik lagi.

Sekitar 1.6 miliar foto dijepret pertahun dengan smartphone saat ini, sementara pada tahun 2000 hanya ada sekitar 100 juta foto yang dijepret orang setiap tahun. Beberapa pengamat mengatakan bahwa budaya baru ini ada yang dilakukan oleh sebagian orang dengan tujuan ingin pamer saja. Sebagian lagi, karena mereka kesepian, merasa bosan, dan punya kehidupannya sendiri.

peoplewithsuns2

Tapi, sebenarnya apa sih foto yang paling banyak menarik perhatian orang lain? Ternyata bukan selfie, melainkan foto sunset. Seorang  fotografer, Penelope Umbrico, membuat seni instalasi yang unik setelah mengetahui hal ini. Orang-orang dapat berpose layaknya mereka para turis di sebuah pantai, dan mereka membelakangi rangkaian foto sunset. Keren ya? Ternyata warna sunset sangat beragam!

Sumber gambar: Penelope Umbrico dan beberapa sumber lainnya

Antara Da Vinci dan Michelangelo

Manusia nggak ada yang suka dibanding-bandingkan, tapi biar gimanapun, kita selalu membanding-bandingkan orang yang satu dengan orang yang lainnya. Sadar, atau nggak sadar. Nah, ada ...
joker123malaysia pussy88 xe88 mega888official