Setiap seniman pasti punya penggemar, dan ada juga orang-orang yang nggak suka dengan karyanya. Itu hal yang wajar.
Begitu pun dengan Raphael dan Michelangelo yang selain mempunyai banyak pengagum, tapi juga ada orang-orang yang sangat mengkritik karya mereka. Orang-orang ini, kebetulan semuanya juga pelukis, kemudian mendirikan PRB (Pre-Raphaelite Brotherhood) di tahun 1848, dan anggota pertamanya adalah William Holman Hunt, John Everett Millais, dan Dante Gabriel Rossetti, sebelum kemudian 4 seniman lainnya, William Michael Rossetti, James Collinson, Frederic George Stephens, dan Thomas Woolner, ikut bergabung. Group ini menganggap pose dan komposisi yang elegan dari beberapa seniman, terutama Raphael, adalah pengaruh buruk dalam pengajaran seni secara akademis. Dari seniman ini juga nama “Pre-Raphaelite” diambil.
PRB ini kemudian mengumumkan pembaharuan seni di Inggris dan mereka menjuluki gerakan mereka sebagai gerakan reformasi. Mereka percaya bahwa kebebasan dan tanggung jawab itu hal yang nggak terpisahkan, dan mereka juga ingin mengembalikan nilai spiritual juga kreativitas yang menurut mereka menghilang dalam era sebelumnya.
Seperti halnya mereka sudah mengkritik Raphael dan Michelangelo, PRB pun akhirnya menerima banyak kritik tajam. Charles Dicken menilai bahwa lukisan Millais yang berjudul “Mary” adalah lukisan yang buruk, karena sudah membuat “Keluarga Suci” terlihat seperti pemabuk dan dekil. Juga ada sekelompok seniman lainnya yang memberi nama mereka “The Clique” yang selalu menentang PRB ini. Ternyata, sama seperti bidang yang lainnya, dunia seni memang penuh dengan intrik, persaingan, dan drama ya?
Tapi meskipun banyak yang mengkritik dan nggak suka dengan karya mereka, harus diakui bahwa memang mereka adalah seniman yang hebat, dan karya mereka juga bahkan sangat terkenal hingga hari ini. Sampai-sampai seorang seniman masa kini yang juga seorang pencinta kucing, Susan Herbert, melukis ulang karya para seniman PRB ini, tapi mengganti karakter manusia di lukisan-lukisan itu dengan… kucing-kucing.
Berkat kemunculan kucing-kucing di lukisan ini, karya-karya yang sebelumnya nampak sangat ‘serius’ dan klasik jadi terkesan lebih jenaka dan masa kini. Herbert menamakan serial karyanya ini “Pre-Raphaelite Cats”, dan saking menghiburnya, karya-karya Susan ini kemudian dibukukan oleh Thames & Hudson dengan judul yang sama.
Susan Herbert memang terkenal sebagai seniman kucing. Maksudnya, seniman yang selalu menampilkan kucing di lukisan-lukisannya. Nggak cuma lukisan “Pre-Raphaelite Cats” yang dia kucingi, bahkan, lukisan tentang Shakespeare dan opera-opera klasik lainnya juga pernah dihinggapi oleh si kucing.
Lucu-lucu banget, memang. Yang bukan pencinta kucing pun pasti suka dengan lukisan-lukisan ini. Kamu sendiri lebih suka yang versi asli atau yang versinya Susan Herbert?
Sumber gambar: Susan Herbert dan Tate