Kalo beneran ada negeri di awan kayak kata lagu, tentunya di sana juga ada rumah kayak di bumi gitu dong ya? Nah, di Paris beneran ada rumah di langit. Nggak, nggak ada hubungannya sama dongeng. Ini beneran.
Ada seorang fotografer Perancis yang namanya Laurent Chehere. Dia tadinya bergerak di bidang periklanan dan udah pernah dipake sama merek-merek terkenal kayak Audi dan Nike. Tapi terus dia berenti kerja karena kepingin traveling keliling dunia. Jalan-jalan deh dia ke Jepang, Cina, Argentina, Columbia, dan Boliva. Namanya juga seniman, ya kalo jalan-jalan gitu jadi punya ide baru. Pulang dari keliling dunia, dia bikin serial foto yang dikasih nama “Flying Houses” atau rumah terbang. Bentuknya bukan cuma rumah, tapi juga gedung-gedung bertingkat, tenda, dan bangunan-bangunan lainnya dan di serial itu langit yang dia jadiin “negeri” buat bangunan-bangunan itu. Tapi apakah bener ada rumah di langit? Ya nggaklah. Rumahnya memang beneran ada, tapi terus di-photoshop biar fotonya bisa kayak gitu. Seandainya beneran ada rumah di awan kayak gitu, kayaknya seru juga ya. Jalanan jadi nggak macet juga mungkin, nanti kita pergi-pergi pake balon udara kayak yang ada di film “Up”. Hehe…
Inspirasinya datang dari mana sih? Kata senimannya sih dari film pendek yang judulnya “The Red Balloon” (1956, karya Albert Lamorisse) dan How’s Moving Castle karya Hayao Miyazaki, selain juga karena dia sering lewat di daerah Belleville dan Menilmontant di Paris. Cherere sendiri lahir dan sekarang masih tinggal di Menilmontant, yang menurut dia “kaya akan budaya yang berbeda, yang memungkinkan Anda untuk melintasi dunia di setiap sudut jalan”. Wuih. Kecintaannya sama fotografi dan seni arsitektur, akhirnya menghasilkan karya ini.
“Aku tertarik sama orang-orang gipsi yang tinggal di caravan yang kadang kayak lagi nungguin razia polisi, imigran-imigran di Afrika yang tinggal di gedung-gedung yang nggak aman, sirkus-sirkus di jalan-jalan raya di sekitar Paris, bioskop yang muter film porno do Pigalle, juga kehidupan di pinggiran kota yang tenang,” katanya.
Meskipun Paris secara arsitektur adalah kota yang kaya dan penuh bangunan mewah, tapi ada juga bangunan-bangunan kumuhnya kayak di Jakarta, hanya nggak banyak yang merhatiin. Makanya biar diperhatiin, dibawa ke langitlah bangunan-bangunan ini sama si Chehere.
Pameran foto ini udah keliling dunia, mulai dari Cina, Brazil, sampe Miami. Kalo kamu kepingin liat pameran foto ini, sekarang masih dipamerin di Biesenbach Gallery di Cologne, Jerman dan setelah ini bakal dipamerin juga di Lume Photo Gallery di Sao Paolo, Brazil, mulai dari tanggal 14 Mei – 21 Juni 2013. Bulan Juni tahun 2012, karya Chehere ini menang di Dock en Seini City of Fashion and Design.
Seandainya Chehere tinggal di Jakarta, pasti dia juga bakal terinspirasi sama daerah-daerah kumuh di sini mungkin ya, terus dijadiin foto juga. Mungkin ada sebangsa “pesan moral” yang bisa kita tangkap dari serial foto ini, bahwa sebenarnya setiap rumah, dan setiap bangunan punya cerita. Apapun itu, siapapun yang punya, di manapun tempatnya. Yang kumuh pun bisa jadi keliatan bagus tergantung gimana cara ngeliatnya dan cara mikirnya waktu kita nikmati kan?
By the way, dari foto-foto rumah-rumah yang di atas, mana yang paling kamu suka?