Kehilangan dan kesalahan yang kita buat adalah sebuah seni kehidupan. Dan tanpa keduanya, gambaran tentang hidup akan menjadi kurang utuh. Kehilangan dan kesalahan adalah bagian dari proses pembelajaran, sekaligus proses terbentuknya sesuatu agar menjadi lebih indah.
London adalah salah satu kota yang masih berjuang melewati transisi menjadi sebuah kota yang modern, dan masih terus mencari bentuk. Meskipun London adalah salah satu kota yang paling banyak dikunjungi di dunia, tapi kalau kamu pernah pergi ke sana, London tidaklah semodern New York, misalnya. Di situ sebenarnya daya tariknya, tapi tak ayal, London pun secara perlahan ingin mengikuti gaya kota-kota besar lainnya di dunia. Sebagai salah satu kota yang menjadi tujuan wisata, London tentunya juga menjadi salah satu kota yang paling banyak ditangkap oleh kamera. Semua turis yang datang ke London nggak akan melewati benda-benda klasik yang hanya dapat mereka temui di kota ini, seperti bus susun, telepon umum yang berwarna merah, tentara Inggris, dan Saville Row. Perpaduan antara masa lalu dan masa kini di kota London inilah yang mengilhami terciptanya sebuah proyek seni yang diberi judul “Street Eraser”.
Proyek ini dibuat oleh dua orang yang cemerdas, Guus Ter Beek dan Teyfun Sarier. Karya mereka terhampar di segala penjuru kota London, mulai dari sisi dan tembok gedung sampai ke papan petunjuk jalan. Mereka menempelkan stiker yang mirip erase tool yang ada di Photoshop, dalam berbagai ukuran dan bentuk – dan memberi kesan, kotak-kotak berwarna putih dan abu-abu itu terletak di bawah benda yang ditempeli stiker itu. Kedua seniman ini sepertinya mencoba untuk menjadikan “papan catur” itu sebagai sebuah simbol, seperti halnya emoji. Bedanya, simbol yang satu ini punya makna yang lebih dalam dibanding sekadar wajah yang tersenyum. Bahwa hidup memang tak luput dari kesalahan, dan setiap manusia pasti mempunyai bagian yang ingin mereka hilangkan, atau bahkan tutupi. Mungkin begitu.
Guus Ter Beek dan Teyfun Sarier bukanlah sepasang pengangguran yang ingin membuat vandalisme dengan cara yang kreatif, tapi mereka bekerja untuk banyak proyek periklanan besar, seperti Nike dan Volkswagen. Street Eraser sendiri bukanlah projek yang menghasilkan uang, dan ini adalah cara mereka untuk menuangkan idealisme mereka.
Mungkin seni memang seharusnya bisa secerdas ini, ketimbang berusaha terlalu keras untuk menjadi sangat indah dan membosankan.
Mungkin.
Sumber gambar: Designboom