Art

Elephant Poo Paper

Kalau Komunitas Pecinta Kertas bisa menyulap kertas menjadi berbagai karya seni, Tim Husband, seorang mantan petugas kebun binatang Cairns Tropical Zoo di Australia yang kini menjadi kurator dari Bali Safari and Marine Park ini bisa menyulap (maaf) kotoran Gajah menjadi kertas!.

Ini beneran! Gak bohong. Jadi si mister Husband ini mengepalai sebuah proyek kreatif yang mampu memberdayakan kotoran-kotoran gajah yang kaya akan serat menjadi kertas yang kemudian dijual sebagai cinderamata buat para turis. Proyek ini juga tidak hanya sekedar menciptakan kertas dari ber-ton-ton kotoran 33 ekor gajah yang ada di kebun binatang tersebut namun mempunyai banyak maksud dan tujuan, di antaranya adalah mengganti penggunaan kertas dari pohon, membuka lahan pekerjaan bagi warga kampung di sekitar kebun binatang, dan juga menyelamatkan nyawa gajah-gajah tersebut yang sebelumnya akan dieksekusi mati!.

Caranya begini. Setiap hari seekor gajah diberi makan sebanyak 180 kilogram rumput. Berarti dalam sehari kurang lebih 180 kg x 33 ekor gajah = 5,940 kg rumput harus tersedia. Nah, rumput-rumput tersebut dikumpulkan oleh para warga sekitar kebun binatang. Dari sana akan menghasilkan kurang lebih 3,300 kg kotoran setiap harinya. Lalu dari 3,300 kg kotoran ini, dengan memberdayakan para warga lagi, dapat menghasilkan 15 kertas yang berkualitas.

Sebenarnya tidak harus dari gajah sih. Bisa kuda, rusa, panda, bahkan kangguru. Intinya adalah proses pencernaan jenis binatang seperti ini yang tidak menghancurkan rumput-rumput tersebut secara sempurna. Nah, serat-serat yang terkandung dalam rumput-rumput tersebutlah yang membuat kotoran binatang-binatang itu bisa dijadikan kertas yang enggak kalah dengan kertas konvensional lainnya.

Lalu, enggak lama kemudian Taman Safari Indonesia pun mulai mengembangkan proyek ini dan memproduksi kertas yang punya istilah ‘pachyderm poo paper’ ini. Bahkan Menteri Lingkungan Hidup kita, Baltasar Kambuaya, mengapresiasi pengelolaan kotoran gajah untuk pembuatan kertas yang dikembangkan oleh Taman Safari Indonesia tersebut. Katanya “Selama ini kertas diproduksi dari pohon atau hutan kita. Jika kotoran gajah bisa dimanfaatkan untuk pembuatan kertas tentu ini dapat mengurangi penggunaan kertas dari pohon. Kita berharap ini bisa dikembangkan menjadi industri”.

Ya ya ya, iya deh pak, kalau sudah jadi aja proyeknya baru mau apresiasi dan mendukung. Klasik pemerintah Indonesia. Menurut Kopling ini adalah salah satu contoh dari ribuan potensi lokal yang sebenarnya ada dari dulu cuma enggak disadarin aja sama masyarakat kita. Ibarat peribahasa “Kotoran gajah di depan pelupuk mata bisa membuka peluang usaha” #ngawur. Hahaha.

Ini proses pembuatan kertas dari kotoran gajah. Video dari Youtube ini dibuat oleh Sheila Simkin di sebuah kebun binatang di Thailand.

Jadi, lain kali ketika kamu lagi cari-cari ide untuk membuat sesuatu yang baru dan inovatif, coba kamu perhatikan aja dulu sekitar kamu. Ada banyak potensi-potensi tersembunyi yang menunggu untuk kamu temukan! Bisa jadi, kegiatan “kotor” seperti menyulap kotoran gajah jadi kertas bisa menjadi hal-hal yang membawa dampak positif bagi lingkungan sekitar kamu.

Seperti kata mister Husband, “It is a shitty job but someone has got to do it!”. Setiap jerih payah kalau didasari hal yang baik tentunya akan menghasilkan sesuatu yang lebih baik lagi. Jadi, selamat berkarya dan berinovasi kawan!.

Sumber: cairnstropicalzoo.com.aunationalgeographic.co.idbalisafarimarinepark.comwww.news.com.au.

About author

joker123malaysia pussy88 xe88 mega888official