Art

Pengejar Metal dari Negeri Matahari

Di Jakarta, tepatnya di Gedung Summitmas I lantai 2, akan diadakan “Pameran Chase Metal” karya Kitamura Yasutaka.

Apa sih “chase metal” atau “chiselwork” itu? Bukan. Bukan ngejar-ngejar musisi atau penyanyi atau anak metal! Ide gampangnya, chase metal itu semacam seni grafir. Tau kan? Itu lho, menulis atau melukis di atas bahan metal seperti emas, perak, baja, atau bahkan kaca.

Seni grafir ini punya bagian yang penting dalam sejarah percetakan, baik buku maupun majalah. Seiring perkembangan zaman, dunia percetakan sekarang udah pake proses fotografi, jadi seni grafir ini udah nggak kepake. Tapi seni ini masih dipake pengrajin emas sampe hari ini, meski pun saat ini menggrafir udah bisa dilakukan pake mesin.

Chiselwork ini asalnya dari Persia, lalu dibawa ke Cina pada masa pemerintahan dinasti Tang. Alatnya pun beda dengan alat yang dipake dalam seni grafir. Bentuknya mirip sumpit, mirip pen, terus tajem gitu. Pada jaman Asuka, biasanya seni ini dibuat untuk menggambarkan Sang Buddha.

Nah, kembali lagi ke Kitamura Yasutaka ini. Kitamura adalah generasi keempat dari pengrajin seni dekorasi Jepang, seperti Kanzashi dan Netsuke. Sejak 2001, Kitamura mulai belajar chasing metal ini, atau cukil metal 3 dimensi yang konsepnya kurang lebih mirip seni grafir tadi itulah. Dia lahir di Jepang tanggal 1 Mei 1978. Jadi bintangnya Taurus. Hehe…

Sedikit tentang Kanzashi dan Netsuke. Kanzashi adalah hiasan rambut di sasakan perempuan-perempuan Jepang. Konon, Kanzashi ini bisa dipake sebagai alat pembela diri dalam keadaan terdesak. Wah keren!

Nah, sementara Netsuke adalah semacam kotak bulat yang terbuat dari kayu yang dipahat. Net artinya akar, dan suke artinya menempel. Gunanya buat tempat nyimpen cangklong, uang, tembakau, atau obat. Digantung gitu makenya di pinggang.

Kitamura dulu kuliah di Tokyo University of Fine Arts and Music (2004) dan Yamanashi Prefectural Institute of Gemology and Jewelry Art (2001). Setelah itu dia mulai pede deh, dan mulai buat pameran tunggal di Space Edge Tokyo yang dikasih nama “Yasutaka Kitamura Exhibition“. Dan lalu Kitamura pun goes international (seperti cita-cita banyak artis Indonesia) dengan mengadakan pameran, art fair, art show, dan expo di Hong Kong dan Vancouver. Yang ini sih dia pameran gabungan sama seniman-seniman lainnya.

Kamu udah nonton film “Sang Kyai“? Si Kitamura ini ikutan main di film itu lho. Dia memang sekarang tinggal di Indonesia dan jadi guru Bahasa Jepang di pesantren. Makanya, karya-karyanya yang sekarang jadi terpengaruh budaya Islam banyak yang bergaya kaligrafi. Ini keren sih menurut Kopling. Jadi para murid pesantren itu jadi kenal budaya Jepang, sementara si pengajarnya jadi kenal budaya Indonesia dan budaya Islam.

Kalo kamu kepingin liat gimana sih karya-karya Kitamura Yasutaka ini, kamu bisa liat langsung liat di website-nya beliau.

Masih penasaran? Pamerannya berlangsung dari tanggal 5-22 Februari 2013. Gratis kok. Dan ini pameran tunggalnya yang pertama di Indonesia lho! Makanya, jangan sampe ketinggalan yah.

About author

Berkarya dengan Apa yang Ada

Mariam Pare memang bukan manusia pertama yang melukis dengan mulut, tapi kisahnya yang sangat inspiratif, patut untuk kita simak. Bayangin, dalam waktu 2 tahun saja, ...
joker123malaysia pussy88 xe88 mega888official