Art

Suatu Pagi di Antietam

Banyak di antara kita mungkin yang belum pernah mendengar nama William McKinley, Presiden Amerika Serikat ke-25 yang pencitraannya mulai terbentuk ada Perang Saudara, karena… kopi.

William-McKinley

Pada suatu hari di bulan September pada tahun 1862, para remaja Ohio sudah berperang sejak pagi di Antietam. Tiba-tiba, muncul seorang anak muda berusia 19 tahun yang bernama William McKinley di tengah kepulan asap api sambil membawa kopi panas. Dia lalu memulai membagi-bagikan kopi kepada rekan-rekannya yang sedang bertugas dengan menuangkannya ke dalam cangkir yang terbuat dari timah. Para tentara muda ini pun langsung mempunyai semangat baru lagi, dan kembali berperang. Tiga dekade kemudian, McKinley terpilih menjadi presiden “hanya” karena sebuah tindakan heroiknya saat itu ketika membawa kopi…

Tentara-Amerika-dan-kopi

Saat itu, nggak ada yang menyadari tindakan kepahlawanan McKinley ini. Tentara sipil ketika itu memang sangat bergantung pada kopi. Dalam buku harian mereka, rata-rata lebih banyak ditemukan kata “kopi” ketimbang kata “senjata”, “senapan”, atau “peluru”. Para veteran yang terkoyak dan para juru rawat yang keletihan setuju dengan apa yang ditulis di salah satu buku harian seorang tentara: “Nggak ada seoran pun yang sanggup berperang tanpa kopi.”

Para tentara muda ini membuat kopi mereka di mana saja, dengan apa saja. Kadang mereka membuat kopi dari genangan air, lumpur, bahkan air yang kuda mereka pun nggak sudi untuk meminumnya. Ketika mereka cukup beruntung, mereka meminum kopi ini dengan steak atau tiram, tapi ketika mereka sedang sial, mereka harus puas menjadikan daging babi mentah dan daging sapi yang berbelatung untuk menjadi teman mereka minum kopi.

Alat-makan-tentara-Amerika-Mucket

Para tentara Union Army menghabiskan sekitar 36 pounds kopi setiap tahun. Mereka menanam biji kopi sendiri dan menyeduhkan dalam sebuah pot kecil yang disebut “muckets”. Di saat senggang, mereka saling bercerita tentang kopi yang mereka nikmati di pagi itu.

Seperti halnya kita yang selalu melindungi apa yang kita cintai, begitu pun dengan Union Army. Mereka lalu memblokir kopi sehingga pihak lawan nggak bisa lagi minum kopi. Lawan mereka pun jadi patah semangat karena mereka juga terbiasa minum kopi. Dengan segala cara, lawan dari Union Army ini akhirnya bisa mendapatkan kopi, antara lain dengan cara menyelundup. Sementara mereka yang nggak kebagian kopi, mencoba memanggang biji jagung atau merajang buah bit sebagai pengganti kopi. Jendral George Pickett bahkan pernah menyatakan rasa terima kasih kepada istrinya untuk kopi yang “nikmat”, yang dibuat dari ubi! Hehe. Saat perang berakhir, salah seorang tentara muda menuliskan dalam buku hariannya, “Seharusnya aku sudah mati. Kopilah yang menyelamatkan hidupku.”

essence-of-coffee

Pada masa itu, kopi bisa dijadikan senjata perang. Jendral Benjamin Butler memerintahkan bawahannya untuk membawa kopi, dan rencana penyerangannya dibuat berdasarkan bawahan yang paling banyak minum kopi, karena dialah yang dianggap paling tangguh.

Kisah ini menceritakan betapa berapi-apinya cinta mereka untuk kopi. Ketika salah seorang tentara Union dibebaskan dari tahanan, dirinya lalu merenungkan pengalaman-pengalamannya. Ketika menyeruput kopi pertamanya setelah setahun hidup tanpa kopi, dirinya masih merasa belum dapat memaafkan mereka yang mencuri kopi darinya.

monumen-WILLIAM-McKINLEY

Nggak heran kalau kemudian William McKinley dianggap sebagai pahlawan, dan bahkan dibuatkan sebuah monumen di Antietam, untuk mengingat tindakan heroiknya ketika membawa kopi. Di suatu pagi. Di Antietam.

Sumber: whitehouse.gov, roadsideamerica.com, civilwarvirtualmuseum.org, dll.

joker123malaysia pussy88 xe88 mega888official