Art

Moleskine Project II

Moleskine Project melibatkan 50 pelukis sketsa dari seluruh dunia dan mengajak mereka semua dalam sebuah pameran yang dilaksanakan pada tanggal 29 Desember tahun lalu di Spoke Art Gallery di San Francisco. Para artis sketsa ini menggambar dalam berbagai jenis dan ukuran kertas yang berbeda. Di beberapa karya para artis, karya mereka terlihat seperti “catatan”, jadi seperti membaca buku harian sang artis itu sendiri. Dan mereka semua berdialog secara visual, dalam bahasa imajinasi, dengan berbagai tehnik dan warna. By the way, Kopling juga pernah mewawancara Tran Nguyen, salah satu visual artist yang ikutan di proyek ini juga.

Para artis ini udah terlibat dalam komunitas tersebut selama lebih dari sepuluh tahun. Mereka saling berbagi sketsa dan saling menginspirasi satu sama lain.

Lalu apa tujuan dari pameran ini?

Mereka ingin memberi pengaruh, memberi informasi, dan menawarkan cara pandang yang baru melalui karya mereka. Para pengunjung pameran diberi kesempatan untuk menginterpretasikan karya para seniman ini menurut pemikiran mereka sendiri.

Seorang peserta dari Australia, Rodrigo Luff, yang juga adalah salah satu kurator dalam pameran ini, diwawancara oleh moleskinerie.com, dan ini dia hasilnya:

Hai Rod, boleh cerita siapa kamu?
Aku seorang artis yang berumur 25 tahun dan tinggal di Sydney. Aku udah pake buku sketsa Moleskine sejak 3-4 tahun yang lalu.

Gara-garanya apa?
Tahun 2009, aku bawa beberapa notebook ke beberapa galeri di Eropa, dan aku belajar banyak banget waktu itu. Menurutku, penting lho belajar seni di galeri – karena di situlah terjadi proses penemuan dan pembelajaran melalui observasi. Cara si seniman mendesain komposisi, gimana caranya mereka melukis daerah yang sulit. Aku menghabiskan waktu beberapa hari di sana. Sungguh pengalaman yang sangat menginspirasi dan membuat aku sadar bahwa kita semua seharusnya harus mau untuk selalu belajar dari orang lain.

Kamu sekarang lagi sibuk ngapain?
Pameran dan berkarya, tentunya. Aku menghabiskan waktuku sebanyak mungkin untuk menggambar, terus balas-balas email, social networks, dan mengorganisir pameran-pameran. Selain itu, aku juga lagi senang jadi kurator. Aku juga mulai ngajar tahun ini, karena aku senang berbicara dan berinteraksi dengan orang lain. Kalo lagi nggak sibuk ya aku menghabiskan waktu dengan teman-temanku, terutama di alam terbuka. Oh, aku juga akhirnya nyoba skydiving pas liburan tahun ini.

Apa harapanmu atas pameran ini?
Karena semua seniman membawa buku sketsa, mereka menciptakan sesuatu yang saling berhubungan. Kalo kita dapat mengembangkan ide-ide dari sebuah buku sketsa, pasti melalui media lain juga bisa. Ini juga merupakan ajang untuk membagi seni kepada orang-orang yang sudah menjadi inspirasiku selama bertahun-tahun. Bagi orang lain, semoga pameran ini juga menginspirasi mereka, lalu mereka jadi membuat gambar sketsa mereka sendiri. Aku sebenarnya nggak nyangka bahwa pameran ini mendapat dukungan dan sambutan yang luar biasa. Nggak sia-sia aku jauh-jauh datang ke tempat ini, dan untuk terbang ke sini sebenarnya buat aku nggak gampang, karena keterbatasan dana.


Seni memang sifatnya bukan cuma indah ya, tapi juga mempersatukan. Melalui seni, kita bisa mendapat teman-teman baru, inspirasi baru, semangat baru, cara pandang baru.

These pages often have an intimacy that strips bare the usual restrictions of polished work, drawing us even closer to the raw, personal realms of each artist. This show is a tribute to the power of sketchbooks to influence and inform others as well as ourselves, and offers fresh insight into a passionate and dedicated group of artists.Rodrigo Luff

 

Mari berkesenian!

About author

Ecce Homo di Foto Jackson 5

“Ecce homo” adalah sebuah istilah dalam bahasa Latin yang dipake oleh Ponsius Pilatus pada saat penyaliban Kristus. Nggak ada hubungannya sama orientasi seksual seseorang, tapi ...
joker123malaysia pussy88 xe88 mega888official