Berkesenian sepertinya cukup menjadi pilihan bagi sebagian orang untuk mengakhiri tahun 2014 dengan kreatif dan produktif. Yap, di akhir minggu terakhir di penghujung tahun 2014 kemarin ada sebuah pameran ciamik berjudul “Diam-diam Suka” yang berlangsung dari tanggal 27-28 Desember 2014 di Kedai Buku Jenny, Makassar.
Pameran Diam-diam Suka di Kedai Buku Jenny, Makassar tanggal 27-28 Desember 2014 lalu (sumber: penulis)
Pameran Diam-diam Suka menyajikan karya-karya dari 16 ilustrator muda dan seorang street artist, di antaranya Chule, Faisal Syam, Ridwan Sakke, Dheen Chandra MH, Adi Gunawan, Zul Fikri, Herman Pawellangi, Ikraman, Anada Al Givari M, Edwin, Edi, Herdi, Rizqi Julia, Suryadi Nugraha, dan Swantarta. Masing-masing dari seniman ini memvisualisasikan makna “Diam-diam Suka” ke dalam karyanya.
Meskipun disebut sebagai pameran seni, para ilustrator yang juga merangkap sebagai panitia yang tergabung di dalam Story from the Ordinary (Stofo) ini sengaja mengadakan Pameran Diam-Diam Suka di Kedai Buku Jenny yang merupakan perpustakaan dan toko buku mungil, bukan di galeri seni. Mereka ingin mengubah anggapan masyarakat kalau menikmati seni itu nggak harus di galeri seni yang terlihat eksklusif. Perpustakaan dan toko buku mungil pun bisa menjadi tempat yang kondusif untuk menggelar sebuah pameran. Stofo sendiri adalah sebuah komunitas yang berawal dari Komunitas Komik Kampus, dan seiring dengan berjalannya waktu bertransformasi menjadi komunitas ilustrasi.
Suasana Pameran Diam-diam Suka (sumber: penulis)
Yahya, salah seorang ilustrator yang berpartisipasi di Pameran Diam-diam Suka, menjelaskan kalau konsep dari kegiatan ini juga ingin mengajak masyarakat yang hadir untuk ikut larut dan melihat secara lebih dekat proses pembuatan karya dari para ilustrator-ilustrator muda Makassar. Antusias pengunjung terlihat dari banyaknya anak muda yang mengikuti kegiatan sketch jamming dengan para seniman. Semuanya bercampur menggambar bersama dan karya-karya yang telah selesai digambar dipamerkan di salah satu sudut ruangan. Yang menarik dari pameran kali ini juga adalah semangat DIY para ilustratornya dengan membuat sendiri rangka dan frame untuk karya mereka. Adi, ketua panitia Stofo, berharap kegiatan ini bisa menjadi wadah bagi para seniman muda Makassar agar karya-karyanya dapat terpapar dengan baik.
Live performance saat Pameran Diam-diam Suka (sumber: penulis)
Kedai Buku Jenny sendiri, sebagai sebuah toko buku, CD musik, t-shirt, dan perpustakaan yang mengusung konsep “Almost Bookshop and Barely Art Gallery” yang berdiri sejak tahun 2011 ini memang aktif mengadakan pameran seni yang dipadukan dengan musik, juga sering menjadi tempat alternatif bagi orang-orang yang ingin mengadakan pameran ataupun diskusi tentang apa saja.
“Pameran Diam-diam Suka ini juga menjadi acara pamungkas di Kedai Buku Jenny sebelum berpindah ke rumah yang baru. Pesta perpisahan yang manis… Sungguh layak dikenang! Selamat menyambut tahun baru, dan semoga imajinasi terus mengalir kencang dalam kepala kita semua!” kata Bobhy dari Kedai Buku Jenny.
Ditulis oleh: A. Bayu Indra
Twitter: @bayuindraa
Blog: bayuindraa.tumblr.com