Art

Ketika Teknologi Mengungkap Misteri Seni

Benarkah apa yang dilihat oleh mata kita adalah apa yang sebenarnya terlihat? Ternyata nggak, karena para seniman kadang menyembunyikan sesuatu – sebuah gambar, sebuah pesan di dalam lukisan mereka. Di dalam lukisan mereka, kadang mereka menyembunyikan “lukisan sekunder” atau sebuah misteri yang belum pernah terungkap – dan inilah yang dilakukan oleh John Delaney, seorang ilmuwan senior museum yang juga adalah ahli sejarah seni dan seorang kurator: mengungkapkan misteri-misteri yang tersembunyi di balik lukisan dengan menggunakan teknologi.

Delaney bekerja dengan sabar dengan menggunakan kamerna khusus dan scanner, sinar laser, x-ray, mikroskop, dan software untuk menyibak beberapa misteri terbesar di dunia seni. Dan teknologi ini membantu untuk membuka informasi tentang karya seni itu juga senimannya.

Le Gourmet, Picasso

71416-cb1378495631

Salah satu lukisan paling terkenal karya Picasso yang dibuatnya dalam “Periode Biru” adalah lukisan tentang seorang anak perempuan kecil yang sedang mengais mangkuknya. Tapi ternyata ada sebuah lukisan tersembunyi dalam lukisan itu, seorang wanita yang memandang dari kejauhan, yang dilukis oleh Picasso sebelum “Periode Biru” ini dan dia menggunakan cat berwarna putih yang sepertinya terbuat dari pigmen yang tidak diketahui bahannya.

Kemampuan untuk melihat lukisan terdahulu ini sebenarnya sudah ada sejak beberapa dekade yang lalu, karena adanya teknologi reflektografi infrared, yang digunakan untuk menemukan si wanita dalam lukisan ini pada pertengahan tahun 1990-an.

Tapi teknologi yang digunakan oleh Delaney mampu untuk melihat lebih dalam lagi ke dalam lukisan ini, karena dapat menangkap metode yang digunakan oleh Picasso dalam melukis gambar ini. Delaney menemukan sosok lain dalam lukisan ini: seorang anak laki-laki kecil, selain lukisan perempuan itu.

Bi

Bi adalah sebongkah batu giok atau jade yang berbentuk mirip disket yang dibuat pada jaman Neolitikum, sekitar tahun 2500 Sebelum Masehi.

Cincin batu ini dibuat oleh orang-orang di timur Cina dan ditemkan di dalam pemakaman orang-orang elit Hongshan, biasanya diletakkan di dekat perut atau dada orang yang meninggal.

Ilmuwan yang menyelidik Bi ini adalah Janet Douglas, dan dia mencoba untuk merekonstruksi bagaimana kepingan-kepingan batu giok ini dibuat, mengingat jaman dulu belum ada mesin yang bisa mengasah batu sedemikian halusnya. Ternyata, ditemukan bahwa orang-orang Cina adalah penemu roda, dan batu-batu itu dibentuk bulat dengan sebuah tali yang terbuat dari kulit dan pasir yang kasar.

Shakepeare

71421-cb1378495646

Ada sepasang lukisan diri Shakespeare: yang pertama dibuat dengan teknik grafir dan yang kedua ditemukan di kampung halaman sang pujangga, di Stratford-upon-Avon. Selain kedua potret ini, juga ada beberapa potret Shakespeare lainnya, dan seorang ahli sejarah seni, Conrad Rudolph, dan seorang insinyur listrik, Amit Roy-Chowdury, mengembangkan sebuah software yang dapat menganalisis potret manusia-manusia dalam sejarah yang dapat menemukan informasi, siapakah orang yang di dalam lukisan itu. Sebagai contoh, potret Shakepeare muda sangat berbeda dengan potret orang yang sama ketika di usia pertengahan, tapi software itu dapat menentukan apakah mereka adalah orang yang sama atau nggak.

Apakah Picasso melukis dengan menggunakan cat tembok?

71420-cb1378495619

Cat yang digunakan oleh Picasso untuk melukis dikenal cepat kering, tapi dilihat dari warna-warnanya yang terang, permukaannya yang halus dan mirip enamel, dapat diasumsikan bahwa ya, Picasso menggunakan cat tembok buatan Prancis yang disebut Ripolin untuk melukis. Hal ini diungkapkan oleh Francesca Casadion, seorang ilmuwan senior konservasi di Art Institute of Chicago.

Ripolin banyak digunakan pada masa itu karena promosinya yang bagus dan juga karena kualitasnya juga sangat baik. Nggak heran makanya lukisan-lukisan Picasso awet dan tahan lama dalam waktu berabad-abad…

The Heavenly and Earthly Trinities

Warna biru dalam lukisan yang menggambarkan tentang kelahiran Yesus ini lama kelamaan warnanya berubah menjadi coklat dan abu-abu. Loic Bertrand, menemukan bahwa perubahan ini disebabkan karena cat biru itu dibuat dengan potasium, dan kemudian terkontaminasi oleh lingkungan.

The Battle of Anghiari

49991-cb1331581609

Lukisan karya Leonardo da Vinci ini sempat menghilang selama 36 tahun, dan dicari oleh Maurizio Seracini, atas sponsor National Geographic Society, dengan teknik endoskopi – sama seperti yang digunakan dalam prosedur medis. Tapi pada bulan November 2012 analisis endoskopi ini berakhir dengan hasil yang beragam – dan mural yang sebenarnya tidak berhasil ditemukan.

The Armorer’s Shop

71419-cb1378495603

Ditemukan fakta baru, bahwa sebenarnya lukisan ini dibuat oleh 2 orang yang berbeda, dan sepertinya mereka tidak bermaksud bekerja sama atau bekerja dalam waktu yang bersamaan. Orang pertama melukisnya 20 tahun sebelum orang kedua, David Teniers. Tapi lukisan yang dibuat pada Abad 17 ini diakui sebagai karya David Terniers, karena dialah yang membuat paraf di lukisan tersebut.

 

Seru banget ya? Ternyata perpaduan seni dan teknologi nggak cuma bisa berguna untuk masa depan, tapi juga bisa mengungkap masa lalu.

Sumber foto: nationalgeographic.com

 

Pameran Higher than the Sky

Halo! Kopling mau mengumumkan satu lagi pameran yang akan turut serta memeriahkan acara Kemang Art & Coffee Festival 2014, yaitu Pameran Higher than the Sky yang ...
joker123malaysia pussy88 xe88 mega888official