Sebelumnya kita sudah mengulik 5 hal yang harus kita ketahui tentang teori warna. Sebelum kita melanjutkan pembahasannya, kembali diingatkan bahwa teori warna merupakan panduan praktis yang utama dalam proses pencampuran warna. Disamping juga untuk mendapatkan efek visual dari kombinasi warna tertentu.
Tanpa berpanjang lagi, inilah beberapa hal lain yang kita perlu ketahui tentang teori warna:
6. Warna Komplementer
Sumber gambar: suggestkeyword.com
Warna komplementer dari warna primer (merah, biru, kuning) adalah warna yang didapat dengan mencampurkan dua warna primer. Jadi warna komplementer merah adalah hijau, biru adalah oranye dan kuning adalah ungu.
Mengapa warna komplementer penting dalam teori warna? Karena saat didekatkan satu sama lain, warna komplementer akan membuat masing-masing warna terlihat lebih cerah. Bayangan dari sebuah objek pun akan mengandung warna komplementer, misalnya bayangan dari apel hijau adalah merah. Dan jika kita memadukan warna komplementer, maka kita akan mendapatkan warna tersier, terutamanya cokelat.
7. Penggunaan Hitam dan Putih
Sumber gambar: wikiart.org
Pilihan logis memang jika kita ingin mempercerah, maka kita menyapukan putih dan begitu sebaliknya, saat menginginkan nuansa yang gelap, kita menyapukan hitam. Tapi sebenarnya bukan begitu prinsip kerjanya. Putih justru mengurangi kecerahan, jadi meski warna yang disapu putih terlihat lebih terang, namun juga kehilangan kecerahannya. Hitam sendiri sebenarnya tidak membuat warna menjadi lebih gelap, melainkan muram.
Menambahkan putih dalam warna tertentu justru akan membuat warnanya cenderung transparan. Contohlah warna merah yang berubah menjadi merah muda saat disapukan putih titanium di atasnya. Oleh karenanya, alih-alih menggunakan putih atau hitam untuk menciptakan efek cerah dan gelap, coba kembangkan kemampuan dalam mencampur warna, sehingga kita kemudian mengetahui warna apa saja yang tepat untuk disapukan ke warna tertentu agar menciptakan efek yang kita inginkan.
8. Hindari Pemakaian Hitam Untuk Membuat Bayangan
Sumber gambar: painting.about.com
Yang harus diingat, warna bayangan bukan sekedar hitam atau versi lebih gelap dari warna objeknya. Ia mengandung warna koplementer dari objeknya. Sebagai contoh, jika kita ingin menggambar bayangan dari objek yang berwarna kuning, maka jangan mencampur hitam dan kuning sebagai warna bayangan, karena justru akan menghasilkan warna hijau olive yang jelek. Sebaiknya gunakan warna komplementer dari kuning, yaitu ungu tua, sehingga hasilnya akan lebih cerah.
Jika bingung untuk menentukan warna apa yang digunakan sebagai bayangan, coba sederhanakan apa yang kita lihat dengan meletakkan tangan atau kertas putih di dekat objek dimana kita menemukan kesulitan pewarnaan, dan lihat kembali.
Lukisan di atas merupakan karya Monet yang menggambarkan Katedarl Rouen di pagi hari yang tentunya memiliki banyak bayangan akibat sinar mentari. Cermati bahwa Monet tidak perlu menaburkan hitam untuk menciptakan kesan bayangan.
9. Bagaimana Menguji Warna Catnya Opaque Atau Transparent ?
Sumber gambar: painting.about.com
Pigmen yang berbeda akan memiliki sifat penutup yang berbeda pula. Beberapa terlihat transparent, nyaris tak terlihat meski berada di atas warna lain. Sedang yang lain akan terlibat opaque dan menutupi warna yang ada d bawahnya. Dengan mempertimbangkan hal ini, bukan melulu hanya warna, bisa meningkatkan subjeknya. Misalnya, menggunakan biru transparent sebagai warna langit akan membuat terasa lebih indah ketimbang memakai biru opaque misalnya.
Bagaimana mengetahui warna apa yang transparan dan mana yang opaque? Cara yang paling mudah adalah menyusun sebuah skema warna yang biasa kita pakai, sebagaimana yang terlihat di gambar di atas, dan akan terlihat mana yang transparent mana yang tidak.
10. Apakah Hanya Itu Yang Kita Perlu Ketahui Tentang Teori Warna?
Sumber gambar: creativebloq.com
Warna merupakan subjek yang bisa kita pelajari sepanjang hidup dan pasti nantinya akan menemukan hal-hal baru. Tapi yang kita bahas tadi merupakan hal-hal yang paling mendasar yang setiap orang bisa kuasai dalam waktu yang relatif cukup singkat. Yang pasti, kita akan menemukan dan mengembangkan pengetahuan kita akan warna selama kita melukis, karena melukis bukanlah hal yang statis, melainkan dinamis dan progresif.
Penulis: Haris Fadli Pasaribu