Art

Di Balik Piala Dunia 2014 Yang Bergengsi Itu…

Olahraga dan seni kadang memang nggak bisa dipersatukan, karena satu dan lain hal. Seperti misalnya, ada kalanya pemerintah kita juga seakan lebih rela mengeluarkan uang lebih banyak untuk perkembangan olahraga ketimbang seni di negara kita.

Grafitti-Brazil-World-Cup-2014

Di tengah hingar bingarnya World Cup 2014 di Brazil yang saat ini sedang berlangsung, ternyata banyak seniman di Brazil dan rakyat miskin di sana yang memprotes acara akbar ini. Sama seperti Indonesia yang sedang berjuang dalam masalah perekonomian, Brazil juga sedang melakukannya dan acara ini dianggap oleh banyak orang menambah beban baru bagi negara mereka. Pemerintah Brazil konon mengeluarkan uang lebih dari $11 milyar untuk acara ini, sementara rakyatnya masih banyak yang kelaparan…

Banyak seniman setempat yang memenuhi dinding-dinding di Rio de Janeiro dan Sao Paulo denga gambar-gambar yang menyalahkan pemerintah mereka, FIFA, karena telah mengeksplotasi Brazil dan mengabaikan rakyat miskin. “Ini adalah cara yang baik untuk mengekspos masalah yang sebenarnya sedang dihadapi oleh negara ini,” ujar seorang seniman graffiti Paulo Ito, “Kalau pemerintah nggak mau mengeksposnya, itu karena mereka merasa malu. Dan kalau mereka merasa malu, bagaimana mereka mau mengatasi masalah kemiskinan ini dengan serius?”

Grafitti-Brazil-World-Cup-2014-2

Lihat gambar di atas. Betapa menyedihkannya. Seorang anak Brazil yang sedang kelaparan di piringnya nggak ada makanan, tapi sebuah bola. Pesan yang disampaikan cukup jelas dan sangat kuat: “Biarkan mereka makan sepak bola!”. Foto di atas sudah tersebar kurang lebih sebulan sebelum World Cup dimulai, dan sudah banyak di-like dan di-share sekitar 40.000 pengguna Facebook.

Paulo mengatakan bahwa dirinya mengakui bahwa beberapa orang di pemerintahan sudah dan sedang mengatasi kemiskinan, tapi dia ingin dunia melihat bahwa Brazil nggak semegah yang mereka lihat saat ini, sebenarnya. Tadinya, gambar ini ingin dibuat Paulo di depan Itaquerao Stadium yang berkapasitas 70.000 kursi, tempat diadakannya pembukaan World Cup 2014, tapi lalu dia mengubah pikirannya dan lebih memilih untuk menempatkan karyanya di atas di sebuah sekolah untuk kalangan kelas menengah di Pompeia. Gambar tadi juga sempat digunakan oleh beberapa stasiun televsi konservatif seperti TV Revolta untuk menyerang Presiden Rousseff, dan ini bukannya nggak membuat Paulo senang malah kesal, karena menurutnya, sang presiden sebenarnya sudah melakukan banyak hal untuk rakyat miskin.

Grafitti-Brazil-World-Cup-2014-3

Grafitti-Brazil-World-Cup-2014-4

Menyedihkan ya? Tapi, negara mana sih nggak akan bangga kalau dijadikan tuan rumah acara-acara luar biasa seperti Olimpiade atau World Cup? Pasti pemerintahnya juga akan berbuat yang terbaik untuk mengesankan para tamu yang hadir.

Ah, tapi dalam kehidupan sehari-hari kita juga sering melihat orang-orang yang seperti pemerintah Brazil. Mereka yang memaksakan diri untuk terlihat keren, padahal sebenarnya keuangannya pas-pasan. “Biar mati, yang penting gaya.” Kira-kira seperti itu.

Atau… kita juga adalah orang yang seperti itu?

Sumber gambar: Paulo Ito dan beberapa sumber lainnya

Juliana Tjitra

Adalah seorang ilustrator yang suka bermain dengan kepribadian yang berwarna-warni seiring perubahan mood-nya. Dalam karya ilustrasinya akan banyak ditemukan gambar-gambar monster yang terkesan colorful dengan ...
joker123malaysia pussy88 xe88 mega888official