Art

I Left Korea for the American Dream, And…

Kebanyakan pendatang di Amerika Serikat mengejar yang disebut orang sebagai “American dream”, tak terkecuali seorang pemuda dari Korea yang memutuskan untuk hijrah ke Amerika Serikat pada tahun 1970 setelah menyelesaikan kuliahnya di Korea dan melanjutkan pendidikan seninya di Philadelphia College of Art.

larger

Seniman asal Korea Chun Kwang Young (sumber: cloudfront.net)

Pemuda yang bernama Chun Kwang Young ini ketika itu baru berusia 20-an. Tapi ternyata impiannya untuk menaklukkan Amerika bukan hal yang mudah. Kesuksesan dan kekayaan yang sering kita lihat di televisi memang akhirnya dapat diraih oleh Chung, tapi melalui perjalanan yang panjang dan penuh dengan pertentangan dan konflik.

Sebagai seorang seniman beraliran abstrak ekspresionisme, Chun pernah merasa malu sebagai seniman “kelas dua”. Dirinya saat itu nggak bisa menerima kenyataan, sampai akhirnya pada suatu hari di musim semi pada tahun 1995, ada sinar memasuki jendela di rumahnya. Saat itu dirinya sedang sakit, dan tiba-tiba kenangannya akan masa kecilnya menyeruak. Bagaimana ibunya dulu merawatnya ketika kecil, dokter Cina yang mengobatinya, toko obat yang dikunjunginya di kampung halaman. Semua itu akhirnya menjadi inspirasi atas karya-karya Chun berikutnya, bahkan hingga hari ini – salah satunya adalah karya terakhirnya yang dibuat dari kumpulan kertas koran bekas.

15628164758_6f65e7f774_z

15628165518_4d6a6ae104_z

Beberapa karya Chun Kwang Young (sumber: flickr.com)

Chun membentuk koran-koran bekas ini menjadi segitiga. Alasannya menggunakan kertas koran bekas bukan karena bahan ini mudah didapat dan murah, tapi karena menurutnya setiap lembar dalam kertas koran menyimpan kisah yang berbeda. Kisah-kisah yang terkumpul di sana adalah cerminan pencarian manusia atas pengertian dan pengalaman manusia. Proses ini nggak berjalan dengan mudah, tentunya, karena seringkali harus melalui debat dan konflik. Filosofis sekali, memang.

“Aku adalah pencinta alam dan aku ingin hidup harmonis dengan alam. Para leluhur kita hidup dengan sederhana, dan itulah yang harus selalu kita hormati. Aku harap karyaku dapat membawa pesan moral ini ke lingkup dunia yang modern saat ini,” kata Chun.

maxresdefault

Chun Kwang Young ketika berkarya (sumber: ytimg.com)

Karya Chun memang berangkat dari budaya tradisional Korea tapi dapat dibilang mewakili budaya Asia, seperti yang pernah dikatakan oleh Richard Klein, kurator  Aldrich Contemporary Art Museum. “Chun mempunyai pengaruh besar kepada seniman generasi muda dan berhasil memproyeksikan nilai-nilai tradisional ke lingkup yang lebih luas, lebih mendunia,” tambah Klein.

Chun memang punya selalu pemikiran yang sangat dalam dan sangat menjunjung tinggi nilai budaya Korea serta para leluhurnya, tapi dengan cerdasnya dirinya mampu memasukkan nilai-nilai itu ke dunia masa kini yang menurutnya “menyakitkan”.

“Sebagai seorang seniman, aku nggak mau tinggal diam saja. Aku bahagia ketika orang mau membeli karyaku, tapi aku nggak mau tinggal hanya di satu tempat saja. Aku mau terus maju, seiring berjalannya waktu,” jawabnya ketika ditanya tentang transisinya dalam dunia seni.

Website: chunkwangyoung.com
Twitter: @aggregationchun

[OPEN CALL] Art Market at the Museum

Catalyst Arts sedang mencari para visual artist dan creative brand untuk berpartisipasi di acara terdekat, yaitu Art Market at the Museum, yang akan diadakan tanggal 3-4 Desember 2016 di ...
joker123malaysia pussy88 xe88 mega888official