Di banyak kartu Natal, kita sering melihat gambar atau foto salju. Desember memang nggak hanya identik dengan Natal dan pergantian tahun, tapi juga musim salju.
Beberapa seniman di Amerika Serikat memanfaat salju ini menjadi karya yang indah, yang meskipun sifatnya hanya temporer, tapi keindahannya nggak akan mudah kita lupakan begitu saja.
Simon Beck membuat karya seni dengan salju (sumber: galomagazine.com)
Simon Beck, misalnya. Seniman yang satu ini rela menghabiskan waktu berjam-jam untuk membuat karyanya, dan kadang dirinya harus menempuh perjalanan yang jauh untuk berkarya. Membuat karya seni dengan salju bukan hal yang mudah, karena terkadang ada salju lainnya yang turun kemudian dan merusak karya yang sudah dibuatnya.
Karya-karya geometris kreasi Simon Beck (sumber: galomagazine.com)
Saat ini, Beck hanya melukis bentuk-bentuk geometris di atas salju, tapi di kemudian hari mungkin dirinya akan mencoba menggambar hal lain – seperti potret, misalnya. Karena lukisan salju ini sangat besar, keindahannya hanya bisa dilihat dari atas dan jarak jauh, dan Beck perlu foto yang baik untuk mengabadikan karyanya. “Fotografi adalah seni, dan salju adalah salah satu cara untuk menciptakan karya seni,” katanya.
Selain ketekunan, teknik melukis yang baik, yang diperlukan untuk melukis di tengah dan di atas salju ini adalah stamina. Dan “cobaan” yang paling berat biasanya terjadi ketika hujan turun setelah gambar yang dibuatnya selama 8-10 jam selesai. Jadi, ramalan cuaca juga penting bagi Beck dalam berkarya.
Lukisan-lukisan di atas dibuat oleh Beck si Perancis, dan dirinya sangat ingin membuat lukisan di atas salju di Taman Istana Buckingham, pekarangan Gedung Putih, Central Park di New York, dan banyak tempat-tempat terkenal lainnya. Beck masih menunggu undangan untuk diminta memperindah salju di tempat-tempat tersebut.
Di New York, juga ada seorang seniman yang memanfaatkan musim salju ini untuk berkarya. Shelley Jackson semacam menyalakan lilin di tengah gelapnya musim dingin dengan kisah yang dituliskannya di atas salju.
Shelley Jackson menuliskan kisah di atas salju (sumber: akamaihd.net)
Jackson menulisi ceritanya di berbagai permukaan yang dilapisi salju, seperti kotak surat, tong sampah, atau di atas sepatu botnya sendiri. Huruf yang digunakan mirip huruf yang ada pada mesin tik, karena Jackson memang ingin mengingatkan para pembaca karyanya akan tulisan cetak. Salju menjadi kertasnya, sekaligus menjadi huruf dan tinta dalam kisah yang ditulisnya.
Kalimat pertama yang ditulis dalam cerita singkatnya adalah: “To approach snow too closely is to forget what it is,” said the girl who cried snowflakes.
Kalau kamu ingin membaca lanjutan dari cerita ini, silakan ikuti di akun Instagram Jackson: @snowshelleyjackson.
Lain lagi yang dilakukan oleh Sonja Hinrichsen. Sejak tahun 2011, Hinrichsen sudah membawa banyak sukarelawan ke Colorado untuk membuat karya seni yang hanya dapat dilihat dari atas. Di tahun 2014 ini, karya yang dibuatnya adalah intepretasi abstrak dari Sungai Yampa dan anak-anak sungainya di Routt County.
Sonja Hinrichsen membuat lukisan abstrak dari salju (sumber: img.com)
Hinrichsen membutuhkan waktu sebanyak 4 jam dan 50 orang sukarelawan untuk menyelesaikan karya ini, dan timnya harus berjalan di atas sungai yang dilapisi oleh salju untuk menciptakan pola seperti yang terlihat di foto di atas.
Menarik ya, betapa sesuatu yang sifatnya hanya sementara dapat dijadikan karya yang sangat indah?
Selamat menikmat bulan Desember!