Kita tentunya sering banget ngeliat patung “LOVE” seperti foto di atas kan? Pernah tahu nggak, siapa penciptanya?
Adalah Robert Indiana atau yang juga dikenal dengan nama Robert Clark, pematung LOVE tersebut. Robert lahir pada tahun 1928 dan saat ini masih bertempat tinggal di Indiana.
Setelah menjalani wajib militer selama 3 tahun, Robert lalu sekolah di Art Institute of Chicago dan lulus di tahun 1953, selain belajar membuat patung di Skowhegan School of Painting dan Sculpture pada sebuah musim panas di tahun yang sama, juga di Edinburgh University dan Edinburgh College. Hebat ya dia, bisa kuliah di empat tempat pada saat yang bersamaan. Pada tahun 1954, Robert kembali ke Amerika dan memilih New York City sebagai tempat tinggal.
Karya Robert dikenal tegas, sederhana, dan dia suka menggunakan angka dan kata-kata pendek, seperti EAT, HUG, juga LOVE. Dalam serial EAT, dia sering menggabungkannya dengan kata DIE. Bukan hanya itu, para penggemarnya menganggap karya-karya robert sangat jujur dan orisinal.
Menjadi tua tidak membuat Robert berhenti berkarya. Pada sekitar tahun 1989 dan 1994, Robert melukisi 18 kanvas yang diinspirasi oleh bentuk dan angka dalam motif perang. Di tahun 2008, Robert membuat sebuah patung yang mirip dengan LOVE, tapi kali ini diubahnya menjadi kata HOPE. Semua hasil reproduksi ini didonasikan untuk kampanye Barack Obama, dan hasilnya melampaui satu juta dolar!
LOVE
Karyanya ini sebenarnya pertama kali muncul di salah satu puisi yang ditulis pada tahun 1958. Pada tahun 1964, LOVE dibuat untuk kartu natal yang dipesan oleh Museum of Modern Art. Di tahun yang sama, LOVE juga dijadikan gambar di perangko.
Pada tahun 1995, Robert menciptakan “Heliotheraphy Love”, sebuah serial yang terdiri dari 300 kain sutra yang dicetak dan diberi angka olehnya. Untuk hari Valentine di tahun 2011, Robert membuat variasi lainnya untuk kata LOVE sebagai logo Google.
Patung yang sangat terkenal ini sudah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa dan ada di hampir seluruh penjuru dunia, termasuk di mal Gandaria City, Jakarta.
Lalu, apa kabar Robert Indiana sekarang?
Saat ini, Robert sedang membuat sebuah autobiografi foto yang isinya adalah dokumentasi kehidupannya, dan dengan adanya dokumentasi ini, Robert kembali diingat orang.
Robert memang pernah semacam dilupakan, ironisnya. Dia bahkan sangat menyesali popularitas LOVE sekarang, sementara menurutnya, dia bukan orang yang suka popularitas.
Menurut Robert, LOVE tercipta karena inspirasinya yang datang ketika masuk kecil, ketika mendengar kata “God is love”, yang kemudian diubahnya menjadi “Love is God”. Bahkan warna di lukisan itu yang sekarang dimiliki oleh Indianapolis Museum of Art, adalah refleksi dari warna-warna yang sering dilihatnya semasa kecil dulu.
Warna merah dan hijau adalah warna dari pom bensin Philips 66. Ayah Robert memang bekerja untuk Philips 66, dan warna itu yang sangat melekat dalam pikirannya. LOVE lahir di tahun 1965, dan di tahun yang sama, ayahnya meninggal. Jadi sebenarnya, lukisan itu dibuat untuk mengenang sang ayah.
Lalu bagaimana dengan kata-kata lainnya?
HUG ternyata adalah kata “cinta” yang sering digunakan oleh ibunya, dan EAT adalah kata terakhir sang ibu sebelum beliau meninggal…
LOVE memang bukan hanya sekadar karya seni belaka, tapi juga sumber inspirasi banyak orang.
Sumber gambar: Wikipedia