Art

Abel Rodriguez, Seniman Otodidak yang Melukis Berdasarkan Ingatan

Bukan hal yang aneh kalau seorang pelukis perlu waktu khusus untuk menyempatkan diri menghabiskan waktu bersama objek yang ingin dilukisnya. Apalagi kalau itu lanskap atau pemandangan alam. Ia pasti ingin menangkap setiap detail lanskap tersebut, selagi masih terpampang nyata di hadapannya. Takutnya ia terlupa beberapa bagian jika mengerjakan dalam bentuk sketsa dan kemudian melanjutkan pekerjaanya di studio atau rumahnya.

Namun hal itu tidak berlaku untuk Abel Rodriguez.

Sumber gambar: npr.org

Jika melihat lukisan di atas, kita pasti mengira jika sang pelukis menghabiskan berhari-hari, atau mungkin berminggu-minggu, untuk mencermati dari dekat hutan hujan yang menjadi objeknya untuk menangkap semua detil yang diperlukan. Mulai dari burung besar yang bertengger di dahan, kura-kura dan ikan yang berenang di air, dan sebagainya, yang berada di bawah naungan rimbunnya kanopi hutan.

Tapi anggapan kita itu salah. Karena lukisan di atas digambar hanya berdasarkan kenangan.

Lukiasan tersebut merupakan karya Abel Rodriguez dan merupakan bagian dari seri Ciclo anual del bosque de la vega (seasonal changes in the flooded rain forest) karyanya.

Uniknya Rodriguez tidak pernah menganggap dirinya sebagai seniman, meski lukisannya dipamerkan di Art Museum of the Americas di Washington D.C. sebagai bagian pameran Waterweavers yang merayakan kultur Kolombia, asal Rodriguez. Karya-karyanya pun sudah menarik minat banyak art-dealer dan kurator, baik di kampung halamannya maupun di Amerika Serikat.

Rodriguez berasal dari suku pribumi bernama Nonuya, yang berasal dari wilayah Sungai Caqueta, dan sangat dekat dengan hutan hujan. Suku ini merupakan suku petani selama berabad-abad lamanya. Begitu juga dengan Rodriguez.

Pengetahuan Rodriguez berasal dari kombinasi antara kearifan lokal dan observasi yang diturunkan dari generasi ke generasi lainnya. Pemahaman mendalam Rodriguez menarik minat sebuah LSM asal Belanda bernama Tropenbos International Columbia yang bekerjasama dengan suku pribumi dalam mendokumentasi adat istiadat mereka. Mereka bertemu Rodriguez di tahun 1980-an dan menyadari jika ia adalah seorang repositori dari tradisi sukunya yang luas. Ia mengajari para peneliti dari Tropenbos untuk mengidentifikasi tanaman lokal serta berbagai manfaat dan kegunaanya. Rodriguez bahkan membantu mereka sebuah buku ilustrasi yang mengagumkan tentang aneka tanaman yang ditanam oleh sukunya.

Sayangnya, akibat konflik bersenjata yang terjadi, menyebabkan banyak suku pribumi, termasuk Rodriguez harus meninggalkan hutan hujan mereka di tahun 1990an. Ia kemudian tinggal di Bogota dan melanjutkan upaya dalam membagi pengetahuan tentang hutan hujan kepada orang lain.

Rodriguez mengaku tidak pernah menggambar sebelumnya dan bahkan nyaris tidak tahu bagaimana cara menulis. Tapi ia punya kenangan yang kuat jika diminta untuk menggambarkan tanaman tertentu. Di Bogota, dengan menggunakan bahan-bahan yang disediakan oleh Tropenbos International, Rodriguez mulai menciptakan rangkaian karya lukisan dan gambar, yang semuanya berdasarkan kenangan saja.

Rodriguez bukan seniman terlatih atau profesional. Ia bahkan tidak ingin menjadi seorang seniman. Melukis merupakan bagian dari apa yang dilakukannya. Saat ditanya bagaimana caranya ia membuat karya seninya, ia menjawab, “dengan tangan saya.”

Dan inilah beberapa karya Abel Rodriguez lain:

Sumber gambar: npr.org

Sumber gambar: tropenbos.org

Sumber gambar: princeclausfund.org

Sumber gambar: princeclausfund.org

Penulis: Haris Fadli Pasaribu

joker123malaysia pussy88 xe88 mega888official