The Life-Changing Magic of Tidying Up oleh Marie Kondo

Tahun lalu, nama Marie Kondo sebagai organising consultant sangat melejit. Buku yang ia terbitkan, The Life-Changing Magic of Tidying Up, masuk dalam daftar buku terfavorit tahun 2016 versi Google dan lainnya. Lewat bukunya, Kondo mengungkapkan cara untuk mengarahkan hidup kita ke arah yang lebih baik dengan, pertama-tama, beberes rumah.

Menurut Kondo, hidup kita akan lebih bahagia apabila kita mengisi sekeliling hanya dengan hal-hal yang kita sukai. Kata kunci yang selalu ia gunakan adalah: Does this item spark joy? Kalau nggak, mungkin memang sudah waktunya bagi barang tersebut untuk pergi dari hidup kita dan menjalani hidup di tempat lain yang lebih membutuhkan.

Berikut poin-poin menarik yang didapat lewat buku ini:

  1. Anggap membersihkan rumah sebagai sebuah project dan lakukan dalam satu waktu, jangan dicicil karena pasti nggak akan selesai. Kalaupun bertahap, selesaikan per kategori (lihat urutan kategorinya di poin kedua).
  2. Mulailah dari kategori yang paling mudah hingga sulit:
    1. Baju: jabarkan semua baju yang kamu punya di lantai kemudian ambil satu per satu dan tanyakan ke dirimu sendiri, apakah baju ini membuatmu bahagia (does this spark joy?)? Kondo juga menyarankan untuk menyimpan baju dengan dilipat vertikal dan disusun ke samping, bukan ditumpuk ke atas supaya kita mudah mengambil tanpa merusak yang sudah dirapikan.
    2. Buku: selama hidup, kita pasti pernah membeli buku-buku secara random dan merasa buku ini bukan buku yang ingin kita simpan seumur hidup. Cara memilihnya juga sama seperti baju, jabarkan semua buku di lantai dan ambil satu per satu sambil bertanya ke dirimu, apakah buku ini membuatmu bahagia? Kalau nggak, mungkin sudah saatnya buku itu berpindah tangan.
    3. Kertas: menurut Kondo, semua dokumen-dokumen yang kita punya harus disimpan di dalam satu tempat, jangan dipisah-pisah karena nanti akan lupa tempat naruhnya. Dedikasikan satu tempat khusus untuk menaruh semua dokumenmu.
    4. Benda-benda tambahan (peralatan makeup, peralatan mandi, dan lainnya): salah satu yang unik di tahap ini adalah menurut Kondo peralatan mandi jangan disimpan di kamar mandi karena udaranya terlalu lembap dan membuat peralatan jadi cepat kotor. Masuk akal juga sih.
    5. Benda memorabilia: Kondo juga mengakui kalau ini merupakan tahapan paling sulit, makanya harus dilakukan belakangan. Apalagi sebagai orang Indonesia kita cenderung untuk menyimpan semua memorabilia.
  3. Ketika semua barang memiliki tempat istirahatnya masing-masing, kita nggak akan lagi sembarangan menaruhnya.
  4. Cintai semua barang yang kita punya. Mungkin Kondo ini cukup ekstrim karena orang Jepang. Ia selalu mengucapkan terima kasih kepada rumah tempatnya bernaung dan barang-barang yang baru saja ia pakai dan akan beristirahat.
  5. Proses merapikan ruangan ini sebenarnya bisa diibaratkan seperti menentukan apa yang ingin kita lakukan ke depannya. Menurut Kopling, proses sulit yang sebenarnya justru baru terjadi saat kita mencoba mempertahankan kerapihan tersebut (di segala bidang).

Ada beberapa hal yang mungkin sulit diaplikasikan di kita sebagai orang Indonesia. Metode ini memang sepertinya ideal dilakukan kalau kita tinggal sendiri di sebuah apartemen atau rumah kecil. Tapi, untuk mengubah sesuatu memang harus dimulai dari diri sendiri kan?

Yang spesial dari buku ini adalah kata-kata puitis dan positif yang dituliskan oleh Kondo dalam setiap prosesnya. Seperti yang diungkapkan Kondo, banyak dari kita memiliki barang yang sebenarnya nggak berguna tapi tetap disimpan dan justru malah menghalangi kita untuk melangkah maju. Jadi, setiap kali mau membeli barang, jangan lupa tanyakan ke diri sendiri: does this spark joy?

About author

3 Seniman Perempuan Multi Budaya

Seniman perempuan sudah sangat lama terlibat dalam pembuatan karya seni, bahkan sejak jaman prasejarah. Pada masa itu, para seniman perempuan membuat kerajinan gerabah, teksil, keranjang, ...
joker123malaysia pussy88 xe88 mega888official