Seniman dan Kecintaannya akan Kertas

Meskipun manusia jaman sekarang kebanyakan lebih lekat dengan gawai (handphone), tapi rasanya hubungan intim dengan kertas nggak akan pernah tergantikan, apalagi untuk seorang seniman. Sepertinya nggak ada seseorang yang waktu kecilnya dulu mulai belajar menggambar menggunakan perangkat digital. Pasti diawali dengan kertas gambar sambil ditemani berbatang-batang pensil warna atau spidol, kemudian mulai merambah ke alat-alat gambar lainnya, seperti cat air atau akrilik, dan pada akhirnya baru berbagai perangkat digital.

Lewat Pameran GOT PAPER yang diadakan di RUCI Art Space, pengunjung diajak untuk menikmati hubungan intim antara seorang seniman dengan lembaran kertas. Meskipun dalam dunia seni rupa medium kertas dianggap memiliki nilai yang lebih rendah bila dibandingkan dengan kanvas, karena kertas lebih mudah rusak sehingga teknik penyimpanannya lebih rumit, pada akhirnya nggak ada yang bisa menggantikan sisi personal dari lembaran kertas bagi seorang seniman. Pameran GOT PAPER melibatkan lima orang seniman, yaitu Abenk Alter, Eddie Hara, Feransis, Natisa Jones, dan Yeo Kaa, dengan masing-masing seniman memiliki kesenangan tersendiri berkarya di sebidang kertas.

“Untuk menggambarkan hubungan yang personal antara seorang seniman dengan kertas, gue menggambarkan pengalaman sebagai ayah dan suami di rumah. Terkadang kita suka take it for granted peristiwa atau benda sehari-hari yang sebenarnya memiliki nilai lebih. Makanya gue juga memasukkan unsur-unsur kertas bekas ke dalam karya gue ini,” kata Abenk. Benar, terasa ada romantisme pribadi dan kejenakaan di dalam karya-karya Abenk yang membuat hati menjadi hangat.

Berbeda dengan Abenk, Feransis memilih teknik kolase untuk menampilkan karyanya. Sebagai penggemar komik strip Peanuts, karya-karya Feransis dalam GOT PAPER menggambarkan beberapa tokoh dalam komik strip tersebut, seperti Charlie Brown dan Lucy van Pelt. Terlihat juga kolase menyerupai tokoh Wonder Woman di salah satu sudut yang berdekatan dengan karya-karya kecil Eddie Hara. Yang menarik, karya kolase Feransis merupakan penyederhanaan figur asli dengan tetap menampilkan ciri khas figur tersebut agar mudah dikenali orang dalam sekali pandang. Kalau diperhatikan secara detail, susunan kertas di dalam karya kolasenya juga sangat menarik, ada yang sejajar dan ada yang bertumpuk.

“Gue mencoba melihat hirarki dari gambar tersebut sebelum gue susun. Contohnya, tiara (dari karya Wonder Woman) ini gue lihat hirarkinya berada di atas rambut, makanya dia susunannya di lapisan atas,” jelas Feransis. Namun, ada juga bagian-bagian dari kolasenya yang memiliki struktur sejajar, mengingatkan Kopling akan prinsip desain, sebenarnya.

Sementara itu, tentunya kita sudah nggak asing lagi dengan karya-karya seniman senior Eddie Hara yang memang banyak menggunakan kertas. Bagi Kopling, Om Eddie adalah salah satu dari sekian banyak seniman yang berhasil mengurangi stigma kalau karya seni rupa di atas kertas itu nilainya rendah. Terbukti, karya-karya kertas Om Eddie tetap digemari oleh banyak kalangan!

Pameran GOT PAPER berlangsung sampai tanggal 2 September 2018 di RUCI Art Space, Jalan Suryo Blok S Nomor 49, Jakarta Selatan.

About author

50 Toko Buku Terindah di Dunia

Kopling pernah bercerita soal 10 perpustakaan terindah yang ada di dunia, tapi buat kamu yang suka baca buku pasti merasa wajib juga untuk mendatangi toko-toko ...
joker123malaysia pussy88 xe88 mega888official