Pengalaman Unik Membuat Showcase Karya Interaktif di Sebuah Mal di Jakarta

Akhir April lalu Kopling diajak oleh Catalyst Arts untuk melihat showcase hasil karya teman-teman ilustrator yang dibuat dalam rangka merayakan Paskah di Lumina Promenade Central Park, Jakarta Barat.

Ada sebanyak 20 telur yang di-showcase, di mana 12 telur diilustrasikan oleh 12 ilustrator, yaitu Addy Debil, Ariel Victor, Arris Aprillo, Arya Mularama, Galih Sakti, Herzven, Kiswinar, Mayumi Haryoto, Pahello, Sarita Ibnoe, Arief Witjaksana, dan Yessiow, lalu empat telur diilustrasikan oleh kaligrafer Jamal M Azis menggunakan teknik kaligrafi, sementara satu telur berisi kata pengantar konsep pengkaryaan dan tiga telur dibiarkan putih bersih agar para pengunjung yang datang juga bisa ikut berinteraksi dengan karya.

Mengambil tema besar analogi siklus hidup seekor kupu-kupu, konsep pengkaryaan dibagi ke dalam empat fase yang dialami oleh kupu-kupu semasa hidupnya. Fase pertama adalah fase telur yang menggambarkan awal mula kehidupan. Dilanjutkan dengan fase larva, fase layaknya seorang anak kecil menjadi sangat eksploratif dengan hal-hal yang terjadi di sekelilingnya dan berani mencoba segala hal. Fase selanjutnya, fase pupa, menggambarkan proses transformasi seseorang menjadi orang dewasa seutuhnya. Tergantung dari pengalaman hidup yang dimiliki, proses ini bisa menjadi sangat indah atau malah destruktif. Terakhir, fase imago. Fase di mana seseorang telah menjadi dewasa seutuhnya dan memulai jalan kehidupan baru lagi sesuai dengan pilihannya.

Yang menarik dari showcase ini sebenarnya respon pengunjung saat karya-karya dipamerkan di tengah mal. Catalyst Arts sengaja membiarkan pengunjung bisa lalu lalang di tengah-tengah karya yang dipamerkan supaya mereka bisa menikmati karya dan merespon konsep pengkaryaan dengan ilustrasi mereka sendiri di tiga telur putih yang telah disediakan lengkap dengan alat gambar berupa spidol. Entah karena terlalu excited atau apa, yang terjadi adalah sebagian karya juga ikut terkena “coretan” tangan pengunjung. Padahal sudah ada tulisan “jangan disentuh” lho di setiap karya dan ajakan menggambar hanya di telur-telur yang putih bersih. Hehehe… Alhasil tim Catalyst Arts sempat membawa pulang dulu beberapa karya yang dicorat-coret untuk dibersihkan kembali, dan harus mengganti alat gambar menjadi stiker supaya lebih aman bagi si karya.

Showcase mural telur Paskah di Central Park oleh Catalyst Arts dan interaksinya dengan pengunjung bisa kamu lihat di video berikut.

Menurut Kopling sendiri, dari segi interaksi ke publik showcase mural telur Paskah ini bisa dibilang sangat berhasil, tapi juga kacau banget. Selama beberapa hari ke sana, Kopling melihat ada banyak banget pengunjung yang melihat-lihat karya, mengambil foto, ikut menggambar, dan (terkadang) membaca deskripsi masing-masing karya. Tapi, mungkin memang karya interaktif semacam ini belum begitu banyak terekspos ke publik, jadi nggak semua pengunjung bisa memahami mana objek yang menjadi karya untuk diapresiasi, dan mana objek untuk direspon. Selama ini kalau yang Kopling perhatikan memang selalu ada jarak pandang untuk karya seni yang dipamerkan di publik untuk berjaga-jaga supaya jangan sampai terjadi hal-hal yang nggak diinginkan.

Mudah-mudahan sih ke depannya akan semakin banyak karya seni interaktif yang lebih terekspos ke publik ya. Karena pada dasarnya seni memang seharusnya nggak berjarak dengan keseharian kita.

About author

Ketika Twitter Bird Mabuk

Bayangkan kalau kamu harus mendengarkan ocehan dan curhatan jutaan orang setiap hari. Apa yang akan kamu lakukan di akhir hari? Sebagian orang mungkin akan minum ...
joker123malaysia pussy88 xe88 mega888official