Menurut Kopling (dan sumber-sumber terpercaya yang Kopling baca dan temui), salah satu tugas penting seorang pengkarya adalah menyimpan seluruh data tentang karyanya secara detail, mulai dari awal mula ia berkarya sampai tahap sekarang.
Bagi sebagian orang, sistem inventori ini sudah menjadi hal yang secara otomatis dilakukan, namun nggak sedikit juga orang yang malas melakukannya karena kerjaan ini cenderung membosankan. Waktu kosong memang lebih seru dihabiskan dengan membaca buku atau menonton film. Tapi percaya deh, semakin disiplin kita mengenai inventori dan paperworks dari awal karier, maka akan semakin mudah juga jalan kita ke depannya.
Di artikel kali ini Kopling akan membahas cara-cara inventaris karya seni yang cukup sederhana.
Mulai dari awal
Anggap saja mengarsipkan karya seni itu ibarat menciptakan kenangan. Kenangan akan karya yang kamu buat, tentang inspirasi yang datang, kegiatan yang mengganggu konsentrasimu, dan mengingat hal lain yang berkaitan dalam proses pembuatan karya seni.
Berikut adalah hal yang wajib dicatat ketika kamu selesai menghasilkan satu karya:
- Judul, tanggal pembuatan, medium, dimensi atau durasi pembuatan, edisi
- Lokasi: ada di mana karya itu sekarang
- Sejarah: apakah karyamu pernah diikutsertakan di acara-acara tertentu
- Biaya produksi: berapa biaya yang sudah kamu keluarkan untuk membuat karya tersebut. Ini penting banget supaya kamu bisa memproyeksikan harga jual
- Harga: harga yang kamu tentukan di awal, serta harga kamu tentukan saat mengikuti acara tertentu
- Frame: harga saat membuat frame, jika karya yang kamu buat adalah original artwork atau art print
- Informasi penjualan: kalau sudah terbeli, catat juga siapa yang menjual karyamu, siapa yang membeli, kapan, dan berapa harganya
Berikan nomor referensi untuk setiap karya
Sangat penting untuk memberikan kode atau tanda pada setiap karya supaya kamu mudah mengingat kronologi pembuatan dan mengetahui informasi kecil dari kode yang kamu buat. Nggak ada satu cara khusus yang menjelaskan bagaimana cara untuk menginventaris karyamu, tapi ada banyak ide jika kamu bingung untuk memulainya.
Cedar Lee adalah salah seniman yang selalu memberi tanda pada tiap karyanya. Ia memberikan semacam di belakang karyanya yang menandakan waktu pembuatan, contohnya Januari=A, Februari=B, dan tambahan tahun setelahnya. Di blognya, dia juga menjelaskan pemberian kode itu. contohnya pada kode 41J08 yang berarti itu karyanya yang ke 41, dibuat pada Oktober 2008.
Foto seluruh karya yang kamu buat
(sumber: phaidon.com)
Abadikan setiap karya yang kamu buat supaya mudah diingat ketika kamu sudah menciptakan banyak sekali karya. Seiring dengan berjalannya waktu dan melimpahnya karya, pasti ada saat di mana kamu lupa beberapa karya yang sudah kamu buat.
Catat deskripsi karya-karyamu
Kamu bisa mencatat dengan bentuk list, atau membuatnya terdengar puitis. Yang penting, tuliskan dengan detail apa saja yang kamu lakukan saat membuat karya tersebut. Darimana datangnya inspirasi, kenapa kamu memilih bahan tersebut, dan apa yang ingin kamu sampaikan ke para penikmat seni dari karya itu.
Data kontak orang-orang penting
Darimanapun kamu mendapatkan kontak orang penting, entah itu bertukar business card saat menghadiri sebuah acara, email, telepon, atau apapun, jangan lupa didata. Suatu saat kamu memerlukan mereka dan bisa mencarinya dengan mudah.
Sebarkan karyamu ke orang banyak
Setelah mengikuti langkah-langkah di atas, selanjutnya kamu harus mempublikasikan karyamu agar dilihat orang banyak. Baik itu lewat media sosial, website, blog, online marketplace, maupun mengikutsertakan karyamu di art market, publikasi adalah bagian terpenting dari inventaris karya karena ini adalah capaian akhir dalam mengarsipkan karya.
Featured image: rootdivision.org