Kopi Keliling Vol.7 Artworks pt.3

Yak, ini dia hasil karya teman-teman seniman yang pameran di Kopi Keliling Volume 7, Yogyakarta. Di part 3 kita akan lihat karya-karya dari:

Galih Pratama, Guntur Gustanto, Hendra “Hehe” Harsono, Hendy Musa, Isrol Triono, Iwan Effendi, Muammar Firmansyah, Nissa Fijriani, Nita Darsono dan Nuri Fatima.

 

Ganyang! – Galih Pratama


cat air pada kertas
30 x 40 cm
Sinopsis: Kopi Indonesia memiliki sejarah panjang sejak dikenalkan oleh VOC. Saat ini kopi Indonesia menjadi komoditas penting bagi perekonomian negara, bahkan nilainya lebih tinggi dibandingkan komoditas dari sektor perkebunan atau pertanian lainnya. Namun satu yang tidak berubah, yaitu posisi petani dan buruh tani kopi yang selalu ditindas. Jika dulu mereka ditindas bangsa asing dengan praktek tanam paksa, saat ini masih saja mereka ditindas oleh kecurangan mandor, tengkulak, dan polisi hutan. Masih banyak penyelewengan hak-hak petani kopi (terutama yang tidak tergabung dengan perkebunan nusantara)

The untouchables – Guntur Gustanto

Pencil, watercolor on canvas
Diameter 40 cm
Sinopsis: Terinspirasi dari film berjudul sama, “The Untouchables”, tentang mafia besar Al Capone di Chicago yang sulit disentuh hukum, karya ini mencoba menggambarkan tentang keberadaan mafia kopi. Memang tidak mudah mengidentifikasi keberadaan mereka, tapi toh ternyata ada juga keberadaan mafia di dalam dunia kopi dan yang sangat menarik adalah karena ada pihak yang merasa diuntungkan, namun banyak juga pihak yang di rugikan. Salah satunya mungkin kita sebagai konsumen yang membayar secangkir kopi dengan harga yang tidak wajar.

The Tripod – Hendra Hehe


10 x 8 x 13 cm – 4 pcs
Acrylic on papiermache
Sinopsis: Dari pengalaman pribadi, selalu memulai hari dengan minum kopi akan menjadi lebih semangat dalam bekerja.

Me & Coffee – Hendy Musa


Paper, acrylic cat, spray
42 x 29.7 cm
Sinopsis: Mengambil tema Effect Coffee for Me, di mana saat meminum kopi seseorang akan merasa kembali seperti anak kecil yang sedang bermain dan memiliki imajinasi tanpa batas. Digambarkan dengan bunga yang sedang mekar, makhluk-makhluk aneh yang menunjukkan imajinasi tanpa batas, segitiga yang menggambarkan suatu hubungan yang tak terbatas antara 3 titik yg saling berhubungan dan segitiga ke atas menggambarkan semangat yang tak pernah habis, bahkan terus bertambah, daun yang hidup dan tumbuh.

Kopi Sepeda – Isrol Triono


Drawing pen color di atas kertas
Sinopsis: Jika Anda bepergian ke sejumlah wilayah ramai di Jakarta, misalnya Monas, Anda pasti melihat pedagang kopi keliling yang biasanya menggunakan sepeda. Mereka biasa dikenal dengan sebutan Starling, perpaduan antara sebuah merk kedai kopi terkenal dan kata keliling. Mereka memang memilih wilayah-wilayah ramai di Ibu Kota untuk menjajakan kopi dagangannya. Dengan menggunakan sepeda mereka tiap harinya berkeliling dari satu tempat ke tempat yang lain. Mereka rata-rata sudah berjualan di Jakarta sejak lima tahun lalu. Starling biasanya memiliki kelompok dan seorang bos. Salah satunya adalah Haji Usman. Bos dari para Starling itu tinggal di daerah Kwitang, Senen, Jakarta Pusat. Lokasi tempat Haji Usman tinggal sekaligus dijadikan markas dari para Starling yang jumlahnya mencapai ribuan.

Kesaksian Perjalanan – Iwan Effendi


Mixed media (drawing, watercolor painting on paper, mixed with vintage teak wood)
Sinopsis: Kopi, terlepas dari istilah dijajah atau tidak, adalah tetap bagian dari penjelajahan. Bahwa kopi yang kita minum hari ini tetaplah bagian dari proses perpindahan manusia dari satu tempat ke tempat yang lain, dari satu benua ke benua yang lain.

Kopi Lanang – Muammar Firmansyah


Besi cor beraneka ragam, Plat besi, Plat seng, Mur dan Baut
40 x 30 x 20 cm
Sinopsis: Karya ini bercerita tentang biji kopi yang tidak lazim karena bentuknya yang bulat utuh dan tunggal. Orang-orang Indonesia mengenalnya dengan sebutan Kopi Lanang. Lanang dalam bahasa jawa berarti laki-laki/pria. Dalam karya ini, ada sesosok pria sebagai kumbang tanduk yang memiliki bentuk tubuh menyerupai biji kopi lanang. Roda pada setiap kaki-kakinya merupakan penggambaran bahwa pria adalah sosok yang mobile (gesit). Mereka terbiasa mencari nafkah kesana kemari tanpa mengenal lelah.

 Coffeetalism – Nissa Fijriani


Manual stitch on mixed fabric  [embroidery floss, canvas, synthetic suede, cotton fabric]
Diameter 45 cm
Sinopsis: Berangkat dari kenyataan bahwa kopi itu tentu saja membangunkan semua orang, membantu pecandunya untuk mengumpulkan nyawa setelah berlarian di alam bawah sadar. Wake up. Kopi membuat peminumnya membuka mata, bangun, dan terjaga. Efek inilah yang dibutuhkan semua orang untuk melihat lingkungan sekitar. Kopi sudah menjadi ladang bisnis dan industri raksasa yang memiliki dampak besar terhadap kerusakan lingkungan.

Kopi Kambing Kaldi – Nita Darsono


Watercolor + ink on watercolor paper
46 x 34 cm
Sinopsis: Sejarah berawal ketika seorang penggembala bernama Kaldi melihat kambingnya menari setelah memakan biji kopi. Mengikuti jejak kambingnya, Kaldi pun mengolah dan mengkonsumsinya. Merekapun berpesta bersama.

How Are You Today? – Nuri Fatima


Glaze, stoneware
Variable
Sinopsis: when there is too much caffeine in your bloodstream

About author

Hiruk Pikuk Perkotaan di Mata Seniman

Pernah tidak kamu menjelajahi kota tempat kamu tinggal dan mencari keberagaman hidup yang ada di dalamnya? Sebuah kota, seberapapun kecilnya, pasti selalu menarik untuk dikulik. Mungkin ...
joker123malaysia pussy88 xe88 mega888official