[KACF 2015] DIVERSE Exhibition: Visit

 

V (Visit): [viz-it]

To go and stay with (a person or family) or at ( a place) for a short time fir reasons of sociability, politeness, business, curiosity, etc.:

to visit a friend; to visit clients.

Berkarya (seringkali) adalah sebuah kegiatan yang soliter. Si seniman acap kali memutus hubungan dengan dunia luar, agar tercipta sebuah hubungan yang intim dengan karyanya.

Ketika berkarya, Hakim selalu berkutat dengan tema personal, bagaimana ia mencoba mengenal dirinya melalui karya-karyanya. Ia percaya, berkarya adalah salah satu cara untuk berbicara dengan diri, sebuah kegiatan spiritual. Setidaknya, itulah pembenarannya untuk semua pertanyaan dari orang-orang terdekat, “Kenapa jarang keluar rumah?”

Tapi apakah berkarya akan selalu seperti itu? Sejauh pengalaman Hakim (yang tidak terlalu banyak), banyak ide dan jalan keluar, lahir dari pertemuan dan percakapan dengan orang lain. Percakapan di sela-sela perjalanan Bandung – Jakarta, ataupun percakapan ringan di kala minum kopi bersama. Dan seringkali karya atau projek yang dikerjakan bersama/kolaborasi membuka banyak pintu akan kemungkinan-kemungkinan yang tidak terpikirkan sebelumnya.

Karya Visit (berkunjung), adalah cara Hakim untuk membawa orang asing/pengunjung untuk masuk ke dalam zona nyamannya, dengan harapan akan tercipta interaksi dan pemahaman yang lebih baik akan proses pengkaryaan, yaitu komunikasi yang baik antara si seniman dan apresiator. Dan pada akhirnya komunikasi antara keduanya dengan si karya itu sendiri.

SOCMED-700px---artist-typo-V

Periode Pameran
28-29 November 2015

Artist Talk
28 November 2015

Tempat
Kuningan City, Jakarta

Tentang seniman

Seperti yang disebutkan di atas, Rukmunal Hakim selalu memakai karya-karyanya untuk “bercermin”. Ia percaya, mengenal dan memahami diri sendiri adalah langkah awal sebelum memahami dan mengenal dunia.

“Karya yang egois”, mungkin adalah pengertian sederhana akan karya Hakim. Karya yang melulu berbicara tentang “saya, saya, dan saya”.

Karyanya banyak bercerita tentang dirinya yang buta warna, tentang ketidakmampuannya mengungkapkan perasaan-perasaan secara verbal, tentang kikuknya ketika mencoba membaur dengan society, tentang peran ibu yang terlalu besar di hidupnya, dan tentang banyak pertanyaan-pertanyaan yang belum terjawab.

Sebagai seniman otodidak, Hakim mengaku khawatir rentan terjebak dan tersesat di ide-ide besar. Karena itulah ia selalu memakai karyanya sebagai cermin, agar ia terhindar dari hal-hal tersebut.

Bersama dengan teman-temannya dari Kuteken Print Shop, yaitu Fatchi Baradja, Siddhartha Kandahdjaja, dan Misha Ahmad Azizia, Hakim merespon huruf “V” dari pameran DIVERSE.

Tentang DIVERSE

D for DO A STORE by Muchlis Fachri x Saudara Jauh Art Initative (Mustafa Kamal Syahputra, Riezky Putra & Sarah Fidiyanti)
I for INCLUSION by Heimlo Studio
V for VISIT by Rukmunal Hakim x Kuteken Print Shop
E for EQUAL by Octo Cornelius
R for RUMAH by Diela Maharanie x Prasajadi Heru Lastiko & Nady Azhry
S – for SELEBRASI by KAR (Tania Kardin & Diedra Kanya) x Atelir TE (Emeraldi Kumastyo Paramaeswara &Fitri Meilani Syamsun)
E – for EKSEMPLAR by Grafis Huru Hara

About author

Pelukis Maestro Indonesia pt.2

Kali ini kita ngebahas lebih banyak lagi pelukis maestro Indonesia ya, setelah ngebahas beberapa nama sebelumnya. Supaya generasi kita juga kenal dengan pelukis-pelukis hebat dari ...
joker123malaysia pussy88 xe88 mega888official