Tidak semua orang mampu merdeka, karena kemerdekaan adalah sesuatu yang harus diperjuangkan jika kita ingin merasakannya, bukan sekadar menunggu diberikan oleh orang yang kita anggap lebih berkuasa dari diri kita. Mungkin itu yang ingin disampaikan dalam cerpen “Kemerdekaan” karya Putu Wijaya. Ada sebuah perenungan yang unik dalam cerita ini.
Cerpen ini dialihwahanakan di episode ketiga Sandiwara Sastra yang bisa didengarkan di Podcast Budayakita. Sandiwara Sastra adalah inisiatif alih wahana karya sastra ke bentuk audio yang merupakan hasil kolaborasi antara Kemendikbud, Yayasan Titimangsa, dan Kawankawan Media.
Cerpen “Kemerdekaan” bercerita tentang Juragan Tua, sang kolektor burung perkutut, yang dulu sangat berkuasa. Di hari tuanya, dia memutuskan untuk membebaskan salah satu burung perkututnya agar bisa merasakan kemerdekaan. Tidak disangka, Burung Perkutut tersebut malah mati-matian menolak untuk dibebaskan. Juragan Tua kemudian berdiskusi dengan Perkutut tentang makna kemerdekaan yang sesungguhnya.
Sandiwara Sastra Cerpen “Kemerdekaan” diperankan oleh tiga aktor, yaitu Adinia Wirasti (narator), Arswendy Bening Swara (Juragan), dan Iqbaal Ramadhan (Perkutut).
Di bab ini, Patricia Wulandari kembali mengajak Arnell, pemilik Podcast Ceritanya Pendek, Artinya Panjang, untuk membahas isi dari cerita “Kemerdekaan”. Tidak hanya itu, ada juga tanggapan singkat dari Idha Umamah, pemilik Podcast I Think I Wanna Date You, yang ternyata merupakan salah satu penggemar Iqbaal Ramadhan sedari kecil. Bagaimana kesan Idha mendengar Iqbaal sebagai Burung Perkutut di cerpen “Kemerdekaan”?
Dengarkan selengkapnya di bab ini.