Upacara Minum Kopi Ethiopia

Bagi beberapa bangsa, upacara minum kopi itu sepenting upacara minum di beberapa negara lainnya. Kali ini Kopling mau cerita tentang upacara minum kopi di satu negara dulu: Ethiopia, tempat kelahiran kopi itu sendiri.

Nah, asal muasal kata “coffee ini juga asalnya dari sana. Kata “coffee” sendiri berasal dari kata “Kaffa“, nama sebuah wilayah di Ethiopia dan di tempat ini pertama kali bunga kopi ditemukan sedang berkembang. “Ka” sendiri adalah nama seorang dewa dan “afa” artinya “bumi dan seluruh tanaman yang tumbuh di atasnya”. Jadi “kopi” buat orang Ethiopia artinya adalah “tanah atau tanaman sang dewa”.

Upacara Minum Kopi di Ethiopia (Ethiopian Coffee Ceremony)

Upacara minum kopi di Ethiopia adalah bagian yang penting dari budaya Ethiopia itu sendiri. Di beberapa negara di Ethiopia, seorang perempuan dalam sebuah rumah (biasanya yang lebih muda) harus berpartisipasi dalam upacara minum kopi yang lamanya 3-4 jam dan dilakukan 3 kali sehari: pagi, siang, sore. Udah kayak minum obat gitu ya jadinya. Bukan cuma itu, kalo rumah itu kedatangan tamu, mereka juga harus melakukan upacara minum kopi, juga saat merayakan hari-hari besar.

Upacara minum kopi ini adalah tanda rasa hormat dan persahabatan, jadi yang diundang ke upacara ini pastinya merasa sangat dihormati dan dihargai. Si perempuan yang memimpin upacara kopi ini juga menuai banyak pujian.

Upacara minum kopi ini bukan sekedar acara sosialisasi, karena juga mengandung nilai spiritual buat orang Ethiopia. Kopi di negara ini punya sejarah yang panjang dengan penyebaran agama Islam, dan dikatakan bahwa transformasi semangat ke-Islam-an itu terjadi terjadi pada ketiga ronde upacara tersebut, sebagai rasa terima kasih kepada Tuhan yang telah menciptakan kopi.

Prosesi upacara minum kopi di Ethiopia

Kenapa upacara ini bisa lama banget? Karena prosesnya dimulai dengan mengolah biji kopi mentah yang masih kotor, sampai layak untuk disajikan dan diminum.

Si perempuan yang jadi penyelenggara upacara minum kopi ini mula-mula menyebarkan rumput atau bunga yang segar di lantai, dan mulai membakar incense untuk mengusir roh jahat, dan incense ini dibakar sepanjang upacara. Lalu si perempuan itu akan mengisi poci kopi tanah liat yang warnanya hitam (jebena) dengan air dan diletakkan di atas arang panas.

Setelah itu, dia akan mengambil segenggam biji kopi yang warnanya masih hijau, membersihkannya pelan-pelan, lalu meletakkannya di atas wajan. Saat wajan itu diletakkan di atas arang panas, dia mengaduk dan mengocok biji-biji kopi itu sampai bersih.

Setelah bersih, biji-biji itu dipanggang di atas wajan yang sama dan terus dikocok (kamu tau mesin untuk buat popcorn jaman dulu? Nah, kayak gitulah kira-kira…) Setelahnya, biji kopi itu akan dituangi semacam minyak untuk aromaterapi sampai warnanya kecoklatan atau hitam. Bau kopi yang dipanggang ini sangat kuat dan dianggap aspek yang penting dari upacara tersebut.

Setelah itu, biji-biji kopi itu digiling pake alat yang namanya mukecha dan zenezena, sampai biji kopi itu halus dan jadi bubuk. Lalu biji kopi itu diseduh dengan air di jebena yang sudah mendidih.

Untuk menyajikan kopi ini, ada sebuah nampan kecil yang terbuat dari keramik yang siap menampung gelas-gelas kecil yang akan diisi kopi. Sang pemimpin upacara menuang kopi itu dalam sekali tuangan dari jarak sekitar satu kaki, dan nggak boleh putus.

Biasanya, anak yang paling kecil/muda memberikan kopi kepada orang yang tertua di sana. Para tamu boleh menambahkan gula kalo mau. Nggak ada susu dalam upacara ini. Setelah itu para tamu akan melakukan bunna tetu atau minum kopi, dan memuji si perempuan yang menyajikan kopi.

Acara minum kopi ini dilakukan dalam 3 ronde dan nama masing-masing ronde adalah: abol, tona, dan baraka.

Nah, kalo mau liat gimana caranya, kamu bisa tonton di klip ini:

About author

Anggapan Salah Tentang Kopi

Kadang yang kita anggap baik itu belum tentu benar, dan kebanyakan sebagai manusia kita lebih sering memilih cara yang praktis dan mudah ketimbang cara yang ...
joker123malaysia pussy88 xe88 mega888official