Things are Queer

Tentunya kamu udah nggak asing lagi dengan istilah “queer” kan? Istilah ini mengacu pada mereka (atau kita) yang non-heteroseksual. Kata “queer” sendiri sebenarnya artinya adalah aneh, mencurigakan, atau tidak biasa, makanya nggak heran kalo istilah “queer” ini sebenarnya pada awalnya nggak disukai oleh beberapa kaum LGBT (Lesbian, Gay, Bisexual, Transgender) karena dirasa menghina.

Penggunaan kata “queer” ini sebenarnya baru sejak tahun 1990-an dan memang awalnya dibuat oleh mereka yang anti LGBT. Sejak saat itu, istilah “queer” lebih banyak dipake untuk mengacu pada orientasi sexual seseorang ketimbang untuk arti lainnya.

Kata “queer” sekarang mempunyai konotasi sosial politis yang kuat dan biasanya dipake oleh kaum aktivis – oleh mereka yang menolak identitas sexual yang bersifat tradisional. Pada awal tahun 2010-an, beberapa komunitas di internet menambahkan huruf “Q” di belakang LGBT sehinggai menjadi “LGBTQ” karena kata “queer” tadi.

Istilah “queer” ini banyak juga dipake di beberapa judul film serial di Inggris dan Amerika Serikat, seperti “Queer as Folk”, “Queer Eye”, bahkan film kartun yang berjudul “Queer Duck”.

Ada seorang fotografer Amerika yang bernama Duane Michals yang sepertinya tertarik dengan istilah “queer” ini. Michals ini udah tertarik dengan seni sejak usia 14 tahun ketika menghadiri kursus melukis dengan cat air di Carnegie University di Pittsburg. Baru pada tahun 1958 ketika dia berlibur di Rusia, dia tertarik pada fotografi, dan pada tahun 1963 dia udah membuat pameran tunggalnya yang pertama di Underground Gallery di New York City.

Michals ada seorang fotografer komersial yang nggak pernah kursus fotografi dan nggak punya studio, tapi pernah bekerja untuk Esquire dan Mademoiselle – juga jadi fotografer di film The Great Gatsby. Pada tahun 1968, Pemerintah Mexico mempekerjakan Michal untuk jadi fotografer di 1968 Summer Olympics. Kalo mau liat karya-karyanya sepanjang tahun 1958-1988, semuanya ada di bukunya yang berjudul “Album”.

Meskipun Michals nggak pernah terlibat dalam pembelaan hak-hak kaum gay, tapi semua foto-fotonya bertemakan tentang kehidupan para gay. Lalu siapakah yang menjadi inspirasi Michals dalam berkarya dan dalam pemikiran politisnya? Dia menyebut nama Balthus, William Blake, Lewis Carroll, Thomas Eakins, René Magritte, dan Walt Whitman. Sementara karya fotografinya banyak terpengaruh oleh David Levinthal dan Francesca Woodman.

David-Levinthal

David Levinthal adalah juga seorang fotografer gay yang karyanya banyak tersentuh budaya dan kehidupan orang-orang Amerika, seperti Barbie dan peragaan busana.

Salah satu karya Duane Michals adalah sebuah serial foto yang diberi judul “Things are Queer”. Dalam karyanya ini, Michals seakan-akan bercerita tanpa narasi. Filosofi yang ingin disampaikannya mungkin seperti ini: Kita hanyalah sebagian kecil dari sejarah dunia, dan planet bumi ini sangatlah kecil jika dibandingkan dengan luasnya alam semesta. Adalah bodoh dan sombong kalo kita mikir bahwa dunia kita ini adalah yang terbesar dan yang paling cerdas, karena kita tidak tahu sebenarnya ada apa di luar sana.

Things are Queer

Things are Queer

Things are Queer

Lalu, gimana pandangan Michals tentang politik?

I feel the political aspirations are impotent. They can never be seen. If they are, it will only be by a limited audience. If one is to act politically, one simply puts down the camera and goes out and does something. I think of someone like Hartfeld who ridiculed the Nazis. Who very creatively took great stands. He could have been killed at any moment, he was Jewish, and my God what the guy did. It was extraordinary. You don’t see that now.
– Duane Michals

Jadi, siapapun kita, apapun orientasi seksual kita, jangan merasa kita yang paling bener. Toh kita nggak pernah bisa mengukur kekuatan orang lain, dan yang berhak menghakimi benar atau salah itu cuma Tuhan kan?

[PROLOGUE] Kopi Keliling Volume 8

Melanjutkan bocoran yang sudah Kopling publish beberapa waktu terakhir ini, berikut adalah sedikit penjelasan awal mengenai program Kopi Keliling Volume 8 oleh kurator pameran, Ika Vantiani.
joker123malaysia pussy88 xe88 mega888official