Paskah selalu identik dengan telur. Kenapa? Karena telur dianggap sebagai lambang kehidupan. Selain itu, di luar konteks keagamaan, telur dianggap sebagai lambang kesuburan. Kegiatan menghias telur juga bukan monopoli kaum Nasrani, karena telur unta yang diwarnai dengan warna emas dan perak udah dipake orang Sumeria dan Mesir sejak 5.000 tahun yang lalu dan biasanya diletakan di kuburan.
Beberapa seniman memilih cangkang atau kulit telur jadi bahan karya seni mereka. Mereka ngebuat kulit telur yang rapuh itu jadi kanvas mereka atau jadi kayu buat lukisan mereka.
Franc Grom, seorang seniman dari sebuah desa kecil di Slovenia bernama Stara Vrhinka, mulai tertarik jadi “seniman telur” sejak pensiun. Di umurnya yang udah 72 tahun, Grom adalah satu-satunya orang di dunia yang bisa bikin telur kayak gini telitinya, dan pelanggannya yang jadi kolektornya orang-orang terkenal dan dia udah pernah buat pameran di Slovenia, India, Jepang, dan Amerika Serikat. Grom udah bikin lebih 300 butir telur hias, dan per butirnya dijual $500.
Apa sih istimewanya telur hiasnya Grom? Kita tau kan gimana gampang pecahnya kulit telur itu? Nah, Grom ini bisa ngebor 2,500 – 24,000 lubang dalam satu butir telur! Bayangin deh gimana itu susahnya karena harus bener-bener hati-hati dan teliti! Telur-telur hias karya Grom ini cantik banget, dan bentuknya jadi kayak telur yang dibungkus kain renda.
Grom mengaku, dia kerjanya cuma bisa siang hari dan perlu banyak istirahat karena dalam pembuatan telur bor ini, konsentrasi penting banget. Sebelum dibor, telur-telur itu dia periksa dulu di bawah lampu yang terang banget. Kalo retak sedikit aja, telur itu nggak bisa dipake.
Jadi, siapa bilang orang kalo udah tua dan pensiun nggak bisa berkarya?
Seniman telur lainnya adalah Brian Baity dari Utah. Kalo Grom tadi pake bor, Baity ini ngehias telurnya pake ngukir. Kenapa dia milih telur? Karena kesulitannya! Hebatnya, dari 500 butir telur yang diukir Baity, yang pecah paling cuma 9 butir. Wah! Baity memang orang yang suka banget sama tantangan. Selain itu, dia juga suka perlambangan yang dibawa sebutir telur seperti yang udah kita bahas di awal.
Telur yang dipake Baity ini bisa telur ayam, telur bebek, atau telur burung. Tapi dia paling suka pake telur emu – karena kulitnya lebih tebal dan warnanya lebih bagus.
Berapa harga telur karya Baity? $200 – $10.000. Mahal memang, tapi Baity juga banyak melakukan kegiatan sosial dengan karyanya ini. Menurut Baity, ada organisasi yang menghimpun para seniman telur di seluruh dunia, namanya International Egg Guild. Baity juga berharap banyak anak muda yang tertarik dengan seni telur ini. Katanya:
“Life without passion is not life. It is a meager existence not unlike the animals of the forest or plain, living from meal to sleep, meal to sleep, not capable of stopping to see the joy or beauty in anything. We are not animals. Stop! Look! Feel! Live!”
Dari seniman telur, kita beralih ke seniman yang make telur juga sebagai bahan benda seninya, tapi kali ini yang dipake bukan kulitnya.
Ada teknik melukis yang namanya “egg tempera”, yaitu melukis pake kuning telur sebagai catnya. Lukisan dengan tehnik ini udah dikenal orang sejak Abad Pertama ketika cat minyak belum ditemukan, dan ternyata cat pake kuning telur ini awet banget. Penemunya? Orang Mesir, tapi juga ditemukan di beberapa lukisan di kuil-kuil tua di India dan Eropa Timur. Tau Michelangelo kan? Dia juga seorang seniman egg tempera.
Nah, seorang pelukis asal Inggris, Rith Stage, baru-baru ini menang lomba lukis dengan tehnik egg tempera ini dan lukisannya yang berjudul “The Isabella Plantation” berhasil menggondol uang sebanyak £15.000 dari Lynn Painter-Stainers.
Telur ternyata selain enak dimakan, bergizi, juga bisa jadi karya seni yang indah, dan juga bisa jadi sumber uang ya?
Selamat hari telur!