Kota Seribu Warung Kopi

Ketika orang-orang di Pulau Jawa dan Pulau Sumatra baru mulai terbiasa dengan pembauran antar suku, orang Pontianak sudah lebih lama melakukannya. Di sana, keturunan Cina yang dianggap kaya di daerah-daerah lain di Indonesia, membaur dengan penduduk pribumi dan profesi mereka pun beragam, hingga menjadi petani sekali pun.

Kota Pontianak juga dikenal sebagai “Kota Seribu Warung Kopi”, dan di antara “seribu” warung kopi yang ada di sana, yang paling fenomenal adalah Warung Kopi Asiang, yang terletak di Jalan Merapi.

69637_4782441917899_1436621177_n

Warung Kopi Asiang

Pemilik warung kopi ini, Pak Asiang, saat ini sudah berusia lebih dari 60 tahun dan karena ayahnya juga seorang pebisnis kopi, Asiang sejak kecil sudah terbiasa dengan kopi. Warung kopi ini sendiri sudah dibuka sejak tahun 1958 dan pengunjungnya sampai hari ini tetap ramai, padahal nggak dibuka pada jam orang-orang melakukan “ngopi sore”, dan juga nggak ada wifi gratis di tempat ini.

 

warung-kopi-asiang

Pak Asiang si Pemilik Warung Kopi Asianp

Warung Kopi Asiang dibuka sejak pukul 3 dini hari dan tutup pada pukul 1 siang. Kopi yang dihidangkan di warung itu diracik sendiri oleh Asiang, sementara cangkir kopinya yang bergaya Cina itu dipesannya dari Johor Baharu, Malaysia.

Yang membuat warung ini laris tentu saja konon rasa kopinya yang berbeda dari tempat kopi mana pun di Pontianak, selain keramahan Asiang dan istrinya ketika berhadapan dengan para pengunjung. Tapi sampai saat ini, resep rahasia kopi Asiang ini masih misteri, karena dirinya nggak mau membagikannya kepada siapa pun.

warung-kopi-asiang-jalan-merapi-pontianak1

Cangkir kopi di Warung Kopi Asiang

Salah satu ciri khas Asiang adalah dirinya selalu bertelanjang dada alias topless ketika bekerja, tapi mungkin ini salah satu sebab yang membuat Asiang jadi “go international”. Warung kopinya pernah diliput oleh sebuah majalah Jepang “Nan Kyoku Sei” pada tahun 2011. Hehe… Beberapa pelanggan setianya mengatakan bahwa Warung Kopi Asiang besar jasanya dalam menyuguhkan panggung rakyat, tempat bertemunya masyarakat Pontianak dalam suasana kekeluargaan sejak berdirinya.

Berbeda dengan para pelaku bisnis lainnya, Asiang nggak ingin melakukan ekspansi atau membuka cabang di mana pun, bahkan dirinya berencana untuk pensiun beberapa tahun lagi. Mungkin hidup memang harus seperti itu ya? Harus mengenal kata “cukup” bila memang kita sudah merasa cukup.

Kapan kamu akan mengucapkan rasa cukup di hidupmu?

 

Sumber gambar: blogspot dan olipeoile.wordpress.com

joker123malaysia pussy88 xe88 mega888official