PEPA Project by Komunitas Pecinta Kertas

Ada berapa banyak stigma negatif yang bisa kamu temukan di masyarakat karena kurangnya pengetahuan akan sesuatu hal? Banyak banget komunitas marginal di Indonesia (dan juga seluruh dunia) yang terkucilkan hanya karena salah persepsi.

Komunitas ODHA, atau Orang Dengan HIV/AIDS, adalah salah satunya. Banyak orang beranggapan kalau HIV yang ada di dalam tubuh mereka itu adalah hukuman dari yang di atas. Akibatnya, orang jadi berpikir kalo semua ODHA adalah pekerja seks, atau tukang nyuntik, atau yang lainnya. Padahal kan nggak semuanya begitu…

Untuk menjawab tantangan atas stigma negatif yang dialami oleh komunitas ODHA inilah pendiri sekaligus ketua Komunitas Pecinta Kertas (KPK) Ario Kiswinar Teguh, bersama dengan General Manager KPK Nurul Firdhausy membangun sebuah wirausaha sosial bernama PEPA. Berdiri sekitar pertengahan September 2012, PEPA, yang merupakan singkatan dari People and Paper memfokuskan perhatiannya pada pemberdayaan kelompok perempuan ODHA yang bernaung di bawah Yayasan Pelita Ilmu, sebuah lembaga yang bergerak di bidang kesehatan dan pendidikan. Hingga saat ini, ada sekitar 4-5 orang perempuan yang menjadi peserta program pemberdayaan PEPA. Buat PEPA, yang terpenting adalah setiap peserta mendapatkan haknya sesuai dengan apa yang telah dikerjakan.

Dengan berpegang kepada prinsip KPK untuk terus “bijak-bijak pakai kertas”, PEPA melatih kelompok perempuan ODHA membuat buku sketsa dan buku tulis yang terbuat dari kertas PCP (post-consumer product), atau kertas yang diproduksi dari sampah kertas, secara manual. Kertas PCP ini memang nggak mereka bikin sendiri, karena prosesnya cukup ribet harus memakai mesin besar dengan standar pabrik. Harga kertasnyapun sebenernya lebih mahal, tapi sisi bagusnya adalah mereka nggak mengorbankan lebih banyak pohon untuk ditebang. Keren ya!

PEPA Project oleh Komunitas Pecinta Kertas 3

Ada dua macam keterampilan yang diajarkan PEPA, yaitu keterampilan teknis dan administratif. Jadi, para perempuan binaan nggak cuma bisa membuat buku sketsa dan buku tulis, tapi juga mengurus sisi manajemen, pemasaran, bahasa, dan lain-lain yang juga penting buat keberlanjutan program.

Dari pelatihan keterampilan tersebut, dihasilkanlah PEPA Journal yang terdiri dari dua jenis: PEPA Artist dan PEPA Basic. PEPA Artist adalah buku sketsa buatan tangan yang diperuntukkan bagi para seniman gambar dan orang-orang yang bersinggungan dengan kegiatan visual. Sementara itu, PEPA Basic adalah notebook buatan tangan yang diperuntukkan bagi mereka yang membutuhkan media mencatat dengan kualitas bagus.

PEPA Project oleh Komunitas Pecinta Kertas

Karena terkagum-kagum sama visi misinya yang keren banget ini, Kopling mengajak PEPA untuk berkolaborasi bareng di dalam pameran amal ACT jlid 2. Sebanyak 25 seniman yang berpartisipasi dalam pameran di ACT jilid 2 menggunakan buku sketsa PEPA Journal sebagai media mereka untuk berproses sebelum akhirnya membuat sebuah karya akhir.

Penasaran kayak apa goresan para seniman ini di buku sketsa PEPA Journal? Yuk liat bareng-bareng karya mereka di Pameran Amal ACT Jilid 2 yang akan diadain di Kedai Tjikini tanggal 28 Juli 2013 nanti!

 

Untuk informasi lebih lanjut mengenai pameran amal ACT jilid 2 dan pemesanan tiket donasi bisa cek di sini: ACT Jilid 2.
Kalo pengen liat koleksi lengkap PEPA Journal langsung aja ke sini: Facebook.com/peopleandpaper

About author

joker123malaysia pussy88 xe88 mega888official