Mural di Pemukiman Rawan

Johnston Square, sebuah daerah pemukiman di East Baltimore adalah pemukiman kaum pekerja yang meskipun kumuh tapi tergolong “sehat”. Tapi itu dulu. Sekarang daerah pemukiman itu tak lebih dari daerah yang mencekam di malam hari, karena banyaknya kejahatan yang terjadi di sana. Tak jarang terjadi penembakan di tengah malam yang memakan korban jiwa, dan di siang hari daerah penembakan itu ditutupi oleh garis kuning oleh polisi. Tidak terlihat anak-anak yang sedang bermain di halaman sama sekali, karena mereka merasa lebih aman tinggal di rumah. Sungguh bukan pemandangan yang menyenangkan.

Tak jauh dari situ, ada sebuah pemukiman yang tentram dan damai. Rumah-rumah yang berbaris rapi dengan pot bunga di depannya. Tentunya ini bukan daerah pemukiman yang kumuh, dan “kelas” masyarakatnya pun berbeda…

Pemandangan ini memang sungguh membingungkan dan ironis. Tapi sebenarnya kita tak perlu terlalu heran, karena Greenmount Avenue itu dihuni oleh banyak pedagang narkoba, dan tempat itu dikenal sebagai pasar bebas narkoba.

Sudah tentu, keadaan ini bukan hal yang menyenangkan bagi mereka yang ingin hidup “baik-baik”, seperti Terrell Williams dan Keith Hammond, yang keduanya juga warga di sana. Mereka percaya bahwa mereka tidak sendirian, dan masih ada orang-orang di sana yang dapat diandalkan untuk mengembalikan daerah itu menjadi tempat pemukiman yang nyaman.

Williams dibantu oleh beberapa relawan dari beberapa gereja dan organisasi nonprofit sudah mulai membersihkan komunitas itu. Sementara Hammond, memilih untuk membersihkannya dengan anak-anak. Mereka juga ingin mereklamasi Ambrose Kennedy Park, sebuah taman yang tidak lagi dipedulikan oleh para warganya, bahkan seorang mayat wanita juga pernah ditemukan di situ.

Selain kedua orang itu, masih ada Carol Ott yang menjalankan kampanye yang diberi nama “Baltimore Slumlord Watch”. Perhatian Ott tertuju pada rumah-rumah kosong yang sudah tidak lagi berpenghuni, dan bahkan tidak diketahui lagi siapa pemiliknya. Ott mengambil foto rumah-rumah itu dan mencoba mencari pemiliknya melalui internet, juga menggerakan para penghuni di sekitarnya untuk membersihkan bangunan-bangunan itu. Diperkirakan ada sekitar 16.000 rumah kosong di sana.

Lain lagi dengan apa yang dilakukan oleh sepasang seniman jalanan. Mereka sedang mempersiapkan 16 mural untuk siap dinikmati secara keseluruhan pada musim panas ini. Pencetus ide dari gerakan ini adalah Nether. Dia bersama seorang pemuda dari tempat itu, Tefcon, mulai melukisi tembok-tembok yang kosong itu, dan sebagai sentuhan akhir, mereka menambahkan sebuah QR code dengan ukuran raksasa yang berisi keterangan tentang bangunan tersebut.

Para penghuni di sana mengakui bahwa mural karya Nether dan Tefcon itu mempercantik tempat pemukiman mereka, dan tidak lagi menyeramkan seperti sebelumnya.

Betapa seni dapat mengubah apa yang menakutkan menjadi rasa nyaman ya?

 

Sumber foto: npr.org

Artist Talk | Emte

Part of Kopi Keliling project 2011. This video is made to share the passion and creativity of young talented Indonesian artists. Support our local artists ...
joker123malaysia pussy88 xe88 mega888official