Setelah Kopling sempet cerita tentang minuman-minuman kopi dari Sumatra, mari kita merambah ke Jawa Timur dan berkenalan dengan minuman-minuman kopi dari provinsi paling ujung dari Pulau Jawa ini.
Banyuwangi
Kopi Lanang (sumber gambar: jpwcoffee.com)
Di kota yang letaknya dengan Pulau Madura ini, ada kopi yang disebut dengan kopi lanang. Kopi ini sebenarnya nggak hanya untuk kaum pria, dan disebut “lanang” karena biji kopi ini nggak terbelah dua seperti biji kopi pada umumnya. Kopi ini nggak berasal dari tanaman kopi berjenis lain. Biji yang nggak terbelah itu terjadi dengan sendirinya dan disebut sebagai mutasi alami di dalam buah kopi. Kalo kamu masih bingung, di luar negeri kopi lanang dikenal dengan nama “peaberry coffee”, istilah yang mungkin lebih familiar di sebagian orang. Kopi lanang, atau peaberry coffee, ini sebenarnya bisa ditemukan di mana-mana, tapi PTP Nusantara XII Perkebunan Malangsari, Kalibaru yang berlokasi di Banyuwangi, Jawa Timur ini mengembangkan jenis biji kopi tersebut sehingga kopi lanang asal Banyuwangi ini menjadi terkenal.
Kopi lanang ini jumlahnya sangat terbatas dalam sekali panen. Sebagai perbandingan, dalam 50 kilo biji kopi “normal” hanya didapatkan kurang dari 1 kilo kopi lanang. Konon, kopi ini aromanya lebih harum dari kopi biasa dan rasanya juga lebih kuat, karena bukan hanya bentuknya yang berbeda, tapi kadar kafeinnya juga lebih tinggi dari kopi lainnya. Jadi dapat dipastikan bahwa kopi ini harganya lebih mahal ketimbang kopi yang bijinya terbelah.
Kopi lanang mulai dikenal sejak beberapa tahun yang lalu, dan penggemar beratnya adalah orang-orang dari Korea Selatan yang berlibur ke Indonesia. Kopi lanang inilah yang menjadi salah satu oleh-oleh yang mereka bawa pulang ke negaranya.
Kediri
Rempah-rempah, racikan untuk membuat Kopi Racik (sumber gambar: redcomm-betatest.com)
Alkisah pada jaman Kerajaan Doho, ada seorang janda dari Blowerti, Kediri, yang bernama Mbok Randa Kuning. Si mbok ini bertugas untuk menyajikan kopi racikannya kepada Pangeran Darpo yang dikenal sebagai pencandu kopi berat. Dan sejak itulah, nama “kopi racik” mulai banyak dikenal orang, hingga saat ini. Penikmatnya juga bukan hanya masyarakat Kediri saja.
Kopi racik ini dibuat dengan cara menyangrai biji kopi, baru kemudian digiling. Untuk bahan racikannya, ada sari jahe parut, kencur, kapulaga, jinten, dan keningar. Setelah semua racikan siap, kesemua bahan dimasukkan ke dalam tabung yang terbuat dari kayu mahoni dan ditutup rapat selama 40 hari agar rasa dan aromanya lebih nikmat saat dihidangkan. Lumayan repot ya?
Tapi kalau kamu mau mencoba membuatnya sendiri di rumah, sekarang udah nggak usah serepot itu, karena sudah ada yang berbentuk sachet – meskipun mungkin rasanya nggak senikmat kopi racik segar.
Masih ada beberapa kota lainnya di Jawa Timur yang minuman kopinya nggak kalah menarik dari Banyuwangi dan Kediri. Tunggu ulasan Kopling berikutnya!