Mengenang Mark Rothko

Rothko-pix

Mark Rothko

Bisa jadi Marcus Yakovlevich Rothkowitz, atau yang lebih dikenal sebagai Mark Rothko, sudah meninggal lebih dari 40 tahun yang lalu, tapi karyanya tetap sering diperbincangkan orang dan sering diikutsertakan dalam pameran.

Semasa hidupnya, Rothko banyak membuat karya lukis beraliran abstrak dengan warna-warna yang berani. Meskipun karya bisa dikategorikan sebagai abstrak ekspresionis, tapi Rothko menolak karyanya digolong-golongkan, dan lebih setuju kalau “anak-anaknya” itu disebut sebagai karya yang sederhana.

rothko_blue

Salah satu karya Mark Rothko

Rothko sebenarnya lahir dari orang tua yang berdarah Rusia dan Yahudi, meskipun dia berkewarnegaraan Amerika. Nggak heran banyak karyanya yang mengamati radikalisme politik di Eropa Timur dan juga tentang para imigran Yahudi yang sampai di Amerika sekitar tahun 1880 – 1920. Dia lahir dari keluarga yang berpendidikan tinggi, dan orang tuanya lebih mengajarkan hal-hal yang sekular dan politis kepada anak-anak mereka ketimbang memberikan pelajaran agama. Masa kecil Rothko penuh dengan ketakutan, karena saat itu orang Yahudi sering disalahkan karena kejadian-kejadian buruk yang terjadi saat itu.

Kesuksesan Rothko sebagai seorang pelukis mulai terjadi saat dirinya diliput oleh majalah Fortune, dan juga karena lukisannya banyak dibeli oleh orang-orang terkenal. Keuangannya lalu membaik, tapi saat itu dia masih mengajar di Brooklyn College. Pada tahun 1954, Rothko mengadakan pameran tunggalnya yang pertama di Art Institute of Chicago. Tapi ternyata ketenaran ini malah membuat Rothko merasa semakin nggak dimengerti oleh orang-orang. Dia takut orang-orang hanya membeli lukisannya supaya terlihat keren, dan bukan karena benar-benar suka dengan karyanya. Agak aneh juga sih ya, sementara banyak juga seniman-seniman di manapun yang rela melakukan apapun demi uang dan ketenaran…

Pada jamannya, Rothko memang menjadi dekat dengan para sosialita karena karya-karyanya. Empat lukisannya dibeli oleh Duncan Phillips, lalu keluarga Rockerfeller juga membeli lukisannya. Dia bahkan pernah duduk bersama dengan Joseph Kennedy, dan setahun setelah itu karyanya terpajang di Museum of Modern Art.

800px-Rothko_Chapel_2007-03-13

Rothko Chapel

Meskipun bukan seorang penganut agama Katolik, Rothko kemudian mendirikan “Rothko Chapel” di Houston, Texas. Kapel ini sebenarnya semacam galeri lukisannya. Disebut “Rothko Chapel” karena memang tadinya bangunan itu sebuah kapel yang kemudian dibeli oleh Rothko. Sayangnya, Rothko nggak sempat melihat peresmian kapel ini di tahun 1971 karena tutup usia.

Seperti beberapa seniman besar, Rothko mati bunuh diri, dengan cara menyilet nadinya. Di akhir hidupnya, Rothko sangat depresi karena pernikahannya bermasalah dan kesehatannya juga terganggu. Penyebab utamanya bisa jadi karena impotensi yang dideritanya, yang akhirnya menyebabkan mantan istrinya memutuskan untuk hidup terpisah dengannya.

mark_r1

Homage to Matisse

White_Center_(Yellow,_Pink_and_Lavender_on_Rose)

White Center

Orange,_Red,_Yellowa

Orange, Red, Yellow

Pada tahun 2005, “Homage to Matisse” karya Rothko terjual dengan harga $22.5 juta dalam sebuah lelang. Dua tahun kemudian, “White Center” terjual di Sotheby dengan harga $72.8 juta. Pada tahun 2012, “Orange, Red, Yellow”  yang dibuat oleh Rothko pada tahun 1961 terjual dengan harga $86.9 juta.

Banyak orang mengagumi karya-karya Rothko, namun nggak sedikit juga yang menganggap karyanya cuma begitu saja, nggak memakai teknik yang sulit dan hanya mencampur-campur warna. Menurut perkiraan kamu, apa yang membuat karya Rothko banyak dipuja orang, padahal saat ini banyak pelukis yang membuat karya dengan gaya sejenis? Apakah karena karyanya muncul di saat yang tepat, atau karena kepiawaian sang marketing dan para makelar karya-karyanya?

 

Sumber foto: blogspot, wikimedia, dan beberapa sumber lainnya

joker123malaysia pussy88 xe88 mega888official