Manual Brew: Pour Over

Melanjutkan artikel sebelumnya tentang manual brew, gue akan bahas satu-satu dan kali ini giliran si pour over dulu yaa. Seperti yang udah gue tulis di artikel 3 manual brew baru, beberapa literatur dan hasil percobaan gue membuktikan kalau metode  pour over bikin kopi kita terasa menjadi lebih lembut. Meskipun lembut, namun metode ini tetep bikin karakter-karakter kopi yang menarik dapat muncul lebih jelas ketimbang cuma kita seduh biasa. Metode pour over sebenarnya sih ada macam-macam, tapi biar ga jadi ribet kita bahas satu aja dulu yaitu model V60.

V60 itu modelnya yang bentuknya kerucut ke bawah gt, terus di bagian dinding dalamnya terdapat alur berputar yang nantinya akan membantu si kopi terektraksi dengan air yang kita tuang memutar di atasnya. Eh sampe lupa, ada 1 hal lagi yang penting di metode ini, yaitu si kertas penyaringnya (paper filter). Ini juga sangat penting loh, saking pentingnya kertasnya sendiri menggunakan material khusus dan bentuknya juga khusus. Kenapa penting? Hhhmm, akan lebih mudah kalau teman-teman browsing sendiri di google! Tapi kalo gue pokoknya berpendapat kalau si kertas itu berfungsi sebagai penahan dan penyaring. Maksudnya di sini, si kertas menahan ampas kopi saat si kopi kita tuang dengan alur/pola tertentu, sehingga air akan membutuhkan waktu untuk melewati kopi. Nah, ketika air secara perlahan meluncur ke bawah mengikuti alur/pola air penuangan kita dan juga alur dari V60 itulah proses ekstraksi rasa dari kopi terjadi.

Selanjutnya, saat kopinya telah terekstraksi maka ampas kopi akan tertahan di atas kertas. Nah pori-pori kertas kan cukup kecil sehingga hanya air yang dapat melewati kertas tersebut. Jadinya di sinilah proses penyaringan dimulai, yaitu saat hasil ektraksi kopi tadi meluncur melewati kertas tanpa membawa ampas yang membuat beberapa karakter kopi atau rasa yang tidak perlu menjadi tidak terasa nanti di secangkir kopi yang kita minum.

Tapi meskipun begitu, hati-hati ya karena kalau caranya salah maka metode ini belum tentu bisa menghasilkan karakter rasa kopi yang seharusnya. Jadi, jangan langsung salahin kopinya yang jelek atau nggak bagus. Terkadang ada yang suka salah dalam menyeduh kopi karena melupakan hal seperti:

1. Waktu kontak antara air dan kopi
2. Suhu air yang digunakan
3. Jenis air yang digunakan
4. Kebersihan peralatan
5. Kesegaran kopi
6. Dll.

Yang ini adalah gambaran step-by-step buat kalian yang ingin mencoba metode pour over yang udah gue jelasin di atas.

 

Sementara ini gue kalau menggunakan House Blend dari Toodz House memakai takaran sebagai berikut:

1. Kopi 16 gram (14 hari setelah di-roasting, kekasarannya di level “medium”)
2. Air mineral (210 gram, dgn suhu 92-95 derajat Celsius)
3. Total waktu seduh : +/- 2 menit 33 detik

Di bawah ini adalah video amatir tentang cara pembuatan Pour Over Coffee dengan cara Toodz House.

Brewing Guide/V60 Pour Over from Square One Coffee on Vimeo.

 

Begitulah kira-kira, semoga membantu memberi alternatif untuk ngopi dan semakin tertarik untuk melakukan eksplorasi terhadap kopi-kopi di Indonesia. Sampai jumpa di artikel selanjutnya yaa! Minggu depan gue akan ngebahas manual brew AEROPRESS! ~@AndanuPrasetyo

About author

Jangan Minum Kopi Pagi-Pagi!

Berbeda dengan pendapat Departemen Kesehatannya orang Inggris yang bilang bahwa waktu terbaik untuk minum kopi itu jam 14:16, ternyata menurut Steven Miller, seorang ahli syaraf ...
joker123malaysia pussy88 xe88 mega888official